REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN - Kekerasan, yang sering dilakukan oleh oknum umat Islam di Indonesia, telah menyebabkan Islam selalu diidentikan dengan kekerasan. Padahal, Islam tidak membenarkan adanya praktik kekerasan. Demikian juga dengan ajaran agama lain yang ada di muka bumi.
"Di berbagai negara yang pernah saya kunjungi, mereka selalu mengklaim bahwa Islam agama yang selalu identik dengan kekerasan. Inilah yang sebenarnya membuat citra Islam terkesan jelek dan identik dengan kekerasan di mata dunia," kata anggora DPR RI dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, dalam sebuah acara stadium general bertajuk "Kekerasan Sosial Atas Nama Agama" di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Selasa (1/3).
Oleh karenanya, sambung Said, pencitraan keagamaan yang lebih baik serta penghayatan ke-Islam-an yang lebih membumi perlu dilakukan. Anggota Komisi VIII DPR RI asal daerah pemilihan (dapil) XI Madura ini lebih lanjut menyatakan bahwa kekerasan dalam apapun bentuknya, termasuk mengatasnamakan agama, tetap merupakan perbuatan terlarang. Baik, sambung dia, dari sisi agama maupun dari segi hukum negara.
Sementara Ketua STAIN, Dr.Idri, menyatakan pembahasan tentang kekerasan sosial atas nama agama tersebut perlu dilakukan. Karena, selama ini masih banyak anggapan bahwa membela agama walaupun dengan cara kekerasan itu dibenarkan. "Kami berharap out put dari kegiatan ini mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya kerukunan umat beragama, saling menghormati dan menyelesaikan persoalan secara prosedural, bukan dengan kekerasan," katanya.