REPUBLIKA.CO.ID,ZURICH - Lebih dari 190.000 orang telah melarikan diri dari kekerasan di Libya. Para penentang Muammar Gaddafi terus berusaha untuk menjatuhkan penguasa veteran itu. Demikian menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
''Dari total 191.748 orang, sebagian besar adalah pekerja imigran yang telah melarikan diri dari Libya", kata Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam satu laporan yang mengutip sejumlah pejabat dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Sampai Kamis (3/3), bagian terbesar dari mereka itu, 104.275 orang, melarikan diri ke Tunisia. Pasukan setia Gaddafi menguasai perbatasan Tunisia-Libya dan telah memperlambat lewatnya lebih banyak pengungsi.
Sekitar 3.500 pekerja Bangladesh telah pulang, Sabtu (5/3), dari Libya yang dicabik konflik. Tapi, puluhan ribu lainnya masih tinggal di negara itu dengan peluang kecil untuk dapat keluar segera.
Sebanyak 85.000 pengungsi lainnya telah mencapai Mesir. Demikian kata OCHA dalam laporan tertanggal Jumat (4 Maret).
"Upaya untuk menjamin bantuan kemanusiaan yang memadai di tempat itu, kritis ketika imigran terus berdatangan dari Libya meskipun jumlahnya lebih sedikit ketimbang sebelumnya," kata IOM. Sebelum kekacauan mulai merebak di Libya, IOM mencatat ada sekitar 2,5 juta imigran di negara itu.