SOLO--Perhelatan 'Solo Menari 24 jam' yang digelar mulai Kamis ini (29/4) ternyata dinilai masih kurang semarak. Hal ini terlihat dari minimnya penataan panggung.
"Kalau dari sisi manajemennya ini masih kurang," ujar Walikota Solo, Joko Widodo ketika ditemui dalam acara 'Solo Menari 24 jam' di Ngarsopura Solo, Kamis (24/4).
Manajemen tari tersebut, dijelaskan Joko, terkait dengan sarana pendukung dan pengelolaan pagelaran. Meski demikian, untuk sisi materi tari, Joko menilai sudah bagus.
Hal yang sama dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Solo, Purnomo Subagyo. Tata panggung, dia nilai belum 'wah'. "Ini masih kurang 'wah', panggung belum di tengah jalan, " ujarnya ketika ditemui terpisah.
Selain itu, kata Purnomo, perpindahan penari dari satu panggung ke panggung lain belum sesuai jadwal. Ke depan, lanjut dia, panggung penari akan dibuat di tengah jalan protokol.
Hal ini dilakukan dalam upaya menambah semaraknya pagelaran yang melibatkan 2000 penari tersebut. "Ini memang baru pertama, tapi minimal branding Kota Solo dapat lebih semarak terutama dari sisi pertunjukan," ujarnya.
Meski dinilai masih kurang semarak, Purnomo menilai antusiasme penari sudah cukup tinggi. Ini terbukti dengan semangat para penari mengikuti acara yang dimulai pukul 06.00 WIB dan baru berakhir pada jam sama di hari berikutnya. Pagelaran ini pun rencananya akan menjadi pertunjukan tahunan di Kota Solo setiap 29 April.
Sementara itu, Ketua pantia acara, Wahyudiarto, mengatakan, pertunjukan 'Solo Menari 24 Jam' bukan hanya untuk memeriahkan Hari Tari Sedunia yang jatuh setiap 29 April. Acara tersebut, ujar dia, digelar untuk menyalurkan nilai tari kepada masyarakat. "Dalam tari ada nilai kebersamaan, kreativitas, dan keseimbangan antara emosi dan rasa. Keseimbangan tersebut penting untuk masyarakat agar lebih indah dan damai,'' jelasnya.
Pagelaran tari tersebut dipusatkan di empat titik di Kota Solo yakni, Solo Square, Ngarsopura, Jl Slamet Riyadi, dan Kampus Institut Seni Solo. Pada penutupan acara akan diadakan orasi budaya oleh pengamat tari dari Bandung, FX Sudaryanto.