REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-–Kasus pembunuhan yang menimpa Willy Ilham (42 tahun), pengurus FKPPI Rayon Astanaanyar, Kota Bandung, mendapat perhatian serius dari pengurus FKPPI Daerah X Jabar. Bahkan FKPPI Jabar menurunkan tim investigasi untuk membantu penyidik Polri dalam mengungkap kasus tersebut.
Dari hasil investigasi tersebut, kasus pembunuhan Willy diduga melibatkan oknum TNI-AU. Menurut Ketua Tim Investigasi FKPPI Daerah X Jabar, Adang Supriyadi, seorang oknum TNI-AU berinisial M diamankan Provos TNI-AU Lanud Sulaeman.
Oknum tersebut masih dalam pemeriksaan intensif POM TNI-AU. ’’Kami mendatangi POM Lanud Sulaiman. Dari keterangan anggota tersebut, POM sudah menahan Pratu M dengan pengamanan berlapis, namun kami tak bisa menemuinya,’’ ujar Adang.
Adang sempat menanyakan alasan Pratu M ditahan. Namun, seorang Provos TNI-AU tak memberikan keterangan. Petugas hanya mengatakan, oknum anggota TNI itu yang terakhir kali bersama Willy saat masih hidup. Berarti, tuturnya, ada indikasi keterkaitan dengan kasus Willy.
Dari keterangan anggota provos, lanjut Adang, oknum tersebut juga yang menjemput Willy pada Kamis (8/7) malam. Pagi harinya, pria itu mengembalikan sepeda motor milik Willy ke rumahnya. Oknum itu, imbuh dia, sempat berkomunikasi dengan istri Willy. ’’Jadi setidaknya oknum tersebut mengetahui soal kejadian pembunuhan itu,’’kata dia.
Menurut Adang, dari informasi yang diperoleh tim investigasi independen FKPPI, ada dugaan pelaku lebih satu orang. Pasalnya, kata dia, almarhum Willy berbekal ilmu beladiri dengan menyandang sabuk hitam karate. Bila satu lawan satu, dia yakin Willy masih bisa melawan.
Willy meninggalkan rumah pada Kamis (8/7) malam, setelah dijemput pria di rumahnya. Sejak itu, keluarga hilang kontak hingga akhirnya Willy ditemukan tak bernyawa dengan kondisi tanpa kepala dan telapak tangan di Sungai Citarum, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Ahad (10/7).