REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan advokasi bagi 50 ribu anak jalanan pada 2010 yang difokuskan untuk mengatasi permasalahan pendidikan bagi mereka. "Program pembinaan anak menjadi prioritas, termasuk bagi anak yang selama ini kurang beruntung dan hidup di jalanan," kata Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat, Netty Heryawan di Bandung, Jumat (22/7).
Pola pembinaan yang akan dilakukan antara lain melalui jalur pendidikan formal maupun informal. Namun karena jumlahnya yang cukup besar, pemerintah, kata Netty akan melakukannya secara bertahap disamping melakukan evaluasi program-program yang telah digulirkan selama ini.
Ia menyebutkan, banyak faktor yang menyebabkan seorang anak lebih memilih hidup di jalanan. Selain kareka faktor kemiskinan juga adanya persepsi keliru dari orang tua yang menganggap anak-anaknya harus mencari penghidupan sehingga menomorduakan pendidikan.
"Kita perlu melakukan pendekatan yang dilakukan secara terpadu serta mencari penyebab dan pola yang tepat untuk mengubah pola pikir mereka untuk memperhatikan pendidikan mereka," kata istri Gubernur Jabar itu. Menurut Netty mengatasi permasalahan pendidikan anak dan juga anak jalanan bukan semata tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab seluruh pihak termasuk masyarakat dan para orang tua.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Wahyudin Zarkasih menyebutkan, penanganan pendidikan bagi anak jalanan juga sudah dilakukan melalui program Bantuan Operasinal Sekolah (BOS) baik dari pusat maupun provinsi. "Sebisa mungkin menjaring mereka yang masih usia sekolah untuk bersekolah, sedangkan yang sudah tidak memungkinkan lagi dijaring melalui pendidikan nonformal untuk meningkatkan keterampilannya," kata Wahyudin.
Selain itu, pemerintah juga menggulirkan program pendikan luar sekolah (PLS) dengan mengoptimalkan peran kelompok belajar masyarakat (KBM) dan lembaga-lembaga kursus keterampilan.