Rabu 22 Sep 2010 21:09 WIB

Mata Haerunian Tertembak Pistol Mainan

Senjata mainan. Ilustrasi
Foto: .
Senjata mainan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOKJ BARAT--Haerunian, seorang siswa sekolah dasar di Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menjadi korban perang-perangan menggunakan pistol mainan, Rabu. Bola matanya terluka setelah "diterjang" peluru pistol plastik mainan itudan harus mendapat pengobatan intensif di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ny Muradah (29), ibu kandung Haerunian, mengatakan bahwa anak ketiganya itu terkena peluru pistol mainan saat asik menonton rekannya yang tengah main perang-perangan.

"Entah bagaimana, tiba-tiba peluru plastik itu mengenai mata kanan anak saya hingga lebam kemerahan," ucapnya.

Ny Muradah mengaku sempat membawa Haerunian ke Puskesmas Gunung Sari, tapi akhirnya diputuskan untuk dilarikan ke RSUP NTB. Ia mengatakan, teman yang menembak anaknya itu masih kerabat dekat. Anak-anak melakukan adegan perang-perangan setelah menonton film di televisi.

"Saya berharap pemerintah bisa mengendalikan penjualan pistol mainan yang sangat membahayakan itu, sehingga tidak ada lagi korban yang jatuh," katanya.

Kondisi yang nyaris serupa juga dialami Khaerul (10), warga Labangka Lima, Kabupaten Sumbawa, yang kini mendapat perawatan intensif di RSUP NTB setelah bagian mata kanannya terkena anak panah. "Setelah nonton film Rambo bersama kawan-kawanya di televisi, Khaerul langsung mempraktikkan itu di kebun belakang rumah," kata Sahwan, ayah kandung korban.

Menurutnya, saat itu Khaerul dan rekan-rekannya bermain panah-panahan. Mereka membuat anak panah dari bambu yang di bagian ujungnya diberi paku tajam, kemudian anak panah itu dilempar ke batang pohon pisang.

"Saat itulah anak panah diduga mental dari batang pisang kemudian mengenai bagian mata anak saya hingga berdarah," katanya.

Sahwan menyebutkan, Khairul sempat dirujuk ke RSU Sumbawa, namun pihak RSU tersebut menolak akibat minimnya tenaga medis dan peralatan yang dimiliki. "Akhirnya, pihak RSU Sumbawa merujuk anak saya ke RSUP NTB hingga saat ini," kata Sahwan yang berprofesi sebagai petani saat ditemui di RSUP NTB.

sumber : Ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement