Kamis 04 Nov 2010 01:08 WIB

Jenuh di Pengungsian, Warga Lereng Merapi Nekat Pulang

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI--Sejumlah pengungsi di Tempat Pengungisan Akhir (TPA) Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, nekat pulang ke rumah di malam hari karena merasa jenuh tinggal di pengungsian.

Keterangan yang dikumpulkan dari sejumlah pengungsi di TPA Desa Samiran, Rabu, menyebutkan, pada malam hingga dini hari mereka merasa sangat kedingingan sehingga banyak yang tidak bsa tidur.

"Kemarin (Selasa) pukul 03.00 WIB saya pulang ke rumah karena sudah tidak kuat menahan dingin di tenda pengungsian," kata Muljinem (60), warga Dusun Ngablak, Desa Samiran, ketika ditemui di dalam tenda pengungsian.

Muljinem yang mengaku divonis dokter mengidap alergi hawa dingin itu menyataka selama tiga hari di pengungsian tidak sulit tidur pada malam hingga dini hari. "Karena sudah tidak kuat, saya pulang," katanya dalam bahasa Jawa halus.

Warga satu tenda dengan Muljinem, Siam Manasih (50) mengatakan, mulai kelelahan menjalani hidup di pengungsian, apalagi sejak lima tahun lalu ia mengalami stroke ringan. "Kalau di rumah kan tertutup sehingga tidak kedinginan. Di sini juga tidak ada selimut sehingga setiap malam saya kedinginan," kata Siam, seraya menunjukkan lengan kanannya yang mulai nyeri akibat tusukan hawa dingin semalam.

Para pria yang tinggal di pengungsian setiap pagi kembali ke rumah untuk mencari rumput dan merawat tanamam sayuran, seperti kol, wortel. "Kalau suami saya tidak mengurus ternak dan tanaman sayuran, nanti sapi dan tanamannya malah mati," kata Siam yang mengaku punya satu sapi dan tanaman sayuran.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement