REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN--Pengungsi Gunung Merapi yang berada di pengungsian Posko Pengamanan Merapi Dompol, Keputran dan Bawukan, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menolak untuk diberikan bantuan susu formula. Berdasarkan pengalaman tahun 2006 juga saat Gunung Merapi meletus, anak-anak banyak yang tidak cocok dengan minum susu formula, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Ronny Rukminto, kepada wartawan di tempat pengungsian tersebut, Rabu.
"Susu formula tidak jelek dan itu juga baik, kemungkinan banyak anak yang gak cocok minum susu ini karena airnya disini kurang baik, dan ini juga perlu dimaklumi karena semuanya sifatnya darurat," katanya.
Berdasar pengalaman tahun 2006, katanya, banyak balita yang sakit, karena tak cocok susunya. "Maka untuk sekarang ini lebih baik tidak menerima dulu untuk bantuan susu formula, tetapi kalau yang lain kami tetap menerima, bantuan yang diberikan oleh para dermawan," katanya.
Untuk bantuan yang diperlukan bagi balita yang berada di penampungan pengungsian ini seperti nutrisi atau makanan tambahan bayi lain dan ini masih kurang.
Sejak Gunung Merapi meletus pertama Selasa (26/10) sampai sekarang untuk makanan tambahan nutrisi yang dibagikan kepada para balita telah habis satu ton. "Kemarin saya menerima kabar bahwa akan mendapat bantuan makanan nutrisi lagi sebanyak 10 ton dari Kementerian Kesehatan dan sementara bantuan nutrisi satu ton telah kami terima dan telah dibagi-bagikan," katanya.
Untuk jumlah pengungsi yang ditampung di pengungsian Dompol tercatat 1.312 orang, Keputran 2.600 orang dan Bawukan 5.110 orang. Sementara itu jumlah balitanya tercatat 323, lansia 473 dan ibu hamil 37 orang.