Jumat 05 Nov 2010 03:49 WIB

Warga Pantai Anyer Hirup Abu Vulkanik Anak Krakatau

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG--Dampak letusan Gunung Anak Krakatau mulai dirasakan warga. Abu vulkanik yang terbang bersama kepulan asap yang keluar dari letusan tersebut mulai terhirup oleh warga yang tinggal di sepanjang Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten.

Jarak antara Gunung Anak Krakatau dengan permukiman warga di Anyer memang cukup jauh atau sekitar 48 kilometer dan dipisahkan oleh lautan. Namun, angin kencang di puncak gunung yang tengah mengarah ke utara menyapu kepulan asap setinggi 1700 meter yang ke luar akibat letusan Gunung Anak Krakatau, sehingga abu vulkanik terbawa hingga ke daratan dan terhirup oleh warga.

Beberapa warga yang menghirup abu vulkanik merasakan ada perbedaan ketika bernafas. Terdapat kotoran berwarna hitam setiap kali membersihkan lubang hidung mereka, padahal mereka tidak pernah mengalami hal tersebut sebelumnya. Warga berharap aparat terkait memberikan penjelasan dan sosialisasi terkait keanehan tersebut.

Mereka pun ingin mendapatkan pemahaman seberapa besar pengaruh abu vulkanik Gunung Anak Krakatau terhadap kesehatan. "Sejauh ini belum ada sosialisasi bahaya letusan Gunung Anak Krakatau dari aparat terkait," kata Salamah, warga Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (4/11).

Menurut Salamah, abu vulkanik telah menghujani permukiman warga sejak dua hari lalu. Abu vulkanik yang hinggap di lantai teras rumah warga berwarna hitam. Semula, warga mengira abu tersebut hanya debu biasa, namun tatkala selesai disapu, satu jam kemudian abu berwarna hitam tersebut kembali menutup teras rumah mereka. Akibatnya, warga harus menyapu lantai rumah mereka minimal 7 kali dalam sehari.

Sebelumnya, Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, telah meminta kepala daerah kabupaten dan kota untuk mempersiapkan kewaspadaan dini dan tetap berkoodinasi dengan Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau. Atut mengaku telah melakukan koordinasi dengan Kapolda Banten dan Danrem 064 MV Banten terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau dan terus mengupdate informasi terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Atut juga mengajak para tokoh agama dan masyarakat untuk berdoa agar bencana yang tidak diinginkan tersebut tidak terjadi. "Bencana alam tidak bisa diprediksi. Karena itu kita harus terus berdoa untuk keselamatan Banten," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement