REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Masyarakat Bali ingin mempercepat reboisasi, hingga kawasan hutannya kembali mencapai luas ideal sebesar 30 persen. Karena itu, kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali IGN Wiranatha, melalui kelompok tani, masyarakat Bali mendorong program penghijauan dengan swadaya.
"Kini Bali hanya memiliki 22 persen kawasan hutan, padahal idealnya harus 30 persen," kata Wiratanatha, Senin (8/11), di sela-sela acara Seminar Smart Green City Planing, sehubungan peringatan Hari Tata Ruang 2010 yang dipusatkan di Denpasar, Bali.
Peringatan yang berlangsung 6-8 November itu, selain diisi dengan kegiatan seminar, penghijauan, juga diadakan kampanye penghijauan, serta sejumlah acara hiburan.
Selain dengan swadaya, kegiatan penghijauan di Bali juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Tahun ini, jelas Wiranata, pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan mengucurkan dana sebesar Rp 4,2 miliar untuk pengadaan sekitar 4,5 juta batang bibit tanaman penghijauan bagi seluruh wilayah Bali.
Pengadaan bibit itu dilakukan tersebar pada 85 lokasi dan pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada kelompok di seluruh delapan kabupaten dan satu kota. "Masing-masing kelompok diberikan bantuan sebesar Rp 50 juta dengan sasaran pengadaan bibit sebanyak 50 ribu pohon," kata Wiranatha.
Menurut Wiranatha, kendati telah mendapat bantuan dari pemerintah pusat, namun Bali tetap mengupayakan pengadaan bibit pohon secara swadaya. Sehingga bibit pohon yang ditanam jumlahnya melebihi yang diberikan oleh pemerintah. Sebagai contoh, katanya, pengadaan bibit tanaman penghijauan di Banjar Nangka Bebandem, bantuannya hanya untuk 50 ribu pohon, namun pengadaannya mencapai 60 ribu pohon.