REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Rumah warga Sleman khususnya yang tinggal di sekitar Gunung Merapi yang terhantam awan dan material panas sudah rusak. Karena itu mereka akan dibuatkan shelter (hunian sementara) dulu sambil menunggu proses berikutnya.
''Shelter yang dibuat sejumlah keluarga yang daerahnya porak-poranda, antara lain yang tinggal di Dusun Kinahrejo. Diperkirakan shelter yang dibuat untuk sekitar 400 KK,''kata Bupati Sleman Sri Purnomo pada Republika saat menengok pasien korban Merapi di RSUP Dr Sardjito, Jum'at (12/10). Setelah shelter ditempati, masalah relokasi atau rekonstruksi itu nanti tahap berikut, tutur dia.
'"Rencana Pak Gubernur (red. Sultan HB X) satu shelter untuk satu keluarga dan luas rumah diupayakan berukuran 4x7 meter persegi supaya privacynya ada. Mengenai bentuk shelter masih didiskusikan. Misalnya apakah sifatnya sementara dan setelah ditinggalkan bisa untuk kegiatan yang sifatnya pendidikan. Tetapi hal ini masih didiskusikan,''jelas Sri Purnomo.
Ketika ditanya soal lokasi shelter, menurut dia, tidak jauh dari rumah yang mereka tempati, kemungkinan di wilayah Cangkringan juga. Di tempat terpisah Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi DIY Tavip Agus Rayanto mengatakan sekarang dari LSM termasuk donor sudah mulai merakit shelter tersebut dan tinggal di pasang karena sifatnya knock down.
Anggaran untuk shelter kebutuhannya sekitar 2-3 juta per shelter. Pemasangannya tinggal menunggu kondisinya sudah aman. ''Lokasinya sedang dicarikan. Opsinya bisa Sultan Ground atau tanah kas desa,'' tutur dia pada Republika, di Kepatihan Yogyakarta, Jum'at (12/11).