REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Janji pemerintah untuk memberikan kompensasi ganti rugi masih ditunggu korban bencana Merapi. Warga pun meminta agar pemerintah lebih bijaksana dalam melihat kondisi para korban Merapi tersebut.
Seperti ungkapan warga Dusun Kopeng, Kepuhharjo, Cangkringan, Sleman. Semua Warga dengan 150 Kepala Keluarga (KK) tersebut kehilangan rumah dan ternak.
Tumarno (29 tahun), mengaku akan kesulitan membangun kembali rumah di dusunnya yang sudah hancur jika bantuan pemerintah hanya Rp 10- Rp 15 juta. Menurutnya, harga kayu dan bahan bangunan sudah tinggi sehingga tidak akan cukup dengan jumlah tersebut. "Pemerintah harus lebih bijaksana," ujarnya kepada Republika, Senin (15/11).
Peternak dan petani ini menjelaskan, rumahnya memang sudah hancur dan dua kambingnya yang sedang hamil mati. "Sudah tidak ada lagi yang tersisa,"tuturnya.
Kalau pun pemerintah akan merelokasi dan menyiapkan hunian sementara (huntara), Tumarno mengaku pasrah. Menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan yang terbaik untuk korban seperti dirinya. Namun jika bisa memilih, Tumarno menjelaskan masih ingin tinggal di Kopeng yang merupakan tanah kelahirannya.
Warga lainnya, Sukiswanto (40), mengalami hal serupa. Rumah hancur dan tiga ekor sapinya tewas. Meski mengaku sudah didata oleh pemerintah berapa kerugian materi yang diderita, Sukiswanto menjelaskan masih menunggu realisasi janji tersebut. "Sudah ada pendataan dari pemerintah. Kami mengharapkan yang terbaik dari pemerintah," jelasnya.