REPUBLIKA.CO.ID,MALANG-–Gubernur Jawa Timur bersama Pangdam V/Brawijaya dan Kapolda Jatim mengumpulkan Muspida dan Muspika se-Jawa Timur di GOR Ken Arok Malang sejak Ahad (1411) hingga Senin (15/11). Para Muspika yang dikumpulkan itu mulai dari Camat, Kapolsek, sampai Danramil.
Sedangkan pejabat di lingkungan Muspida juga turut diundang. Hampir seluruh pejabat Muspda itu hadir dalam acara yang dikemas sebagai wadah Sosialisasi Peningkatan Keamanan dan Ketertiban di wilayah Jawa Timur itu.
Di antara mereka yang hadir mulai dari para kepala daerah tingkat II seperti bupati, wali kota atau wawali dan wakil bupati. Selain itu Komandan Korem (Danrem), Komandan Kodim (Dandim) dan Kepala Polisi Resort (Kapolres) sampai Kepala Polisi Resor Kota Besar (Kapolrestabes) yang ada di wilayah Jawa Timur juga hadir pada acara tersebut.
Mereka terlihat cukup serius mengikuti acara demi acara yang dipresentasikan. Misalnya, sambutan Gubernur Jatim Soekarwo, Kapolda Jatim Mayjen Broddinn Haitti sampai Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Gatot Nurmantyo
Kapolda Jatim, Mayjen Broddin Haiti dalam kesmepatan tersebut sempat berharap agar Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf mengumpulkan para kiai se Jatim. Tujuannya, untuk melakukan dialog terkait dengan gerakan deradikalisasi agama. ‘’Ya, berdiskusilah tentang agama sehingga terjadi kesepahaman untuk melakukan gerakan deradikalisasi agama di daerah atau desa-desa,’’ paparnya sembari menambahkan agar ayat-ayat versi Imam Samudera bisa ditangkal lebih dini.
Kendati demikian, Gubernur Jatim Soekarwo usai penutupan acara menegaskan bila acara tersebut tidak ada kaitan dengan masalah teroris. Menurut dia, acara yang dihadiri seluruh jajaran Polda, Komando Daerah Militer (Kodam) Jatim dan Pemda se-Jatim ini sebagai ajang silaturahmi saja.
Dalam silaturhmi itu, kata dia, memang diagendakan masalah sosialisasi peningkatan keamanan dan ketertiban untuk masyarakat di wilayah Jawa Timur. ‘’Jadi itu merupakan hal biasa,’’ papar Guernur Jatim, Soekarwo.
Menurut dia, pertemuan yang bersifat silaturahmi antara Muspida Jatim, Muspida Tingkat II dan Muspika se Jatim itu tidak ada yang istimewa. Alasannya, acara tersebut hanya koordinasi saja, bagaimana agar masyarakat bisa merasakan ketenteraman.
‘’Ya, biar masyarakat seperti sampean (wartawan-Red) juga kalau pergi ke mana-mana tidak selalu khawatir, tapi merasa nyaman dan aman,’’ kilahnya sembari mengatakan bila itu perlu dibahas secara bersama-sama.
Dijelaskan Gubernur Jatim yang bangga dipanggil Pakde Karwo ini persoalan keamanan dan ketertiban itu merupakan kebutuhan mendasar setiap orang. Dikatakan dia, yang membutuhkan rasa aman dan nyaman itu tidak hanya investor, tapi seluruh lapisan masyarakat.
Makanya, kata dia, ketertiban dan keamanan itu perlu diantisipasi sejak dini. Sehingga, penangannya tidak dilakukan hanya seelah peristiwa itu terjadi. Namun, sebelum peristiwa yang bisa merugikan masyarakat itu terjadi sudah bisa diantipasi. ‘’Itu saja,’’ pungkasnya.