Rabu 17 Nov 2010 04:30 WIB

Soekarwo: Kontrak Politik dengan Saifullah Lima Tahun

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan bahwa kontrak politiknya dengan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf hanya berlaku selama lima tahun. "Kontrak saya dengan Gus Ipul (Saifullah) hanya lima tahun. Saya memutuskan berhenti atau terus bersama Gus Ipul, satu tahun sebelum masa jabatan saya habis," kata Gubernur di Surabaya, Selasa.

Sejauh ini, Soekarwo merasa cocok berpasangan dengan Gus Ipul. "Ada sesuatu yang saya tidak bisa, tapi beliau bisa," kata Gubernur di depan para pemimpin media massa di Jatim itu.

Oleh sebab itu, banyak kalangan masyarakat yang menilai duet Soekarwo-Saifullah dalam memimpin Jatim periode 2009-2014 hingga saat ini berjalan harmonis. Soekarwo mengibaratkan dia bersama Gus Ipul membuka warung bersama. "Biarkan saya yang bertugas sebagai juru masak. Wagub yang tampil di depan," tuturnya.

Ia pun tak merasa popularitasnya kalah dibandingkan wakilnya. "Beliau masih muda, sehingga bisa berkeliling ke mana-mana. Sementara saya yang jaga kantor," kata Gubernur.

Soekarwo menambahkan bahwa selama ini selalu memberdayakan Wagub dalam setiap pengambilan kebijakan. "Kalau urusan angka-angka biasanya memang saya. Tapi yang lobi-lobi rekanan, tugas Gus Ipul," ucapnya.

Selama ini, Gus Ipul mendapatkan kepercayaan dari Soekarwo untuk menangani proyek air bersih Umbulan, pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS), dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal).

Ia selalu berpikiran positif kepada siapa saja, termasuk terhadap Gus Ipul. "Anggap saja jalan di depan kami lurus dan tidak ada tikungan," ucapnya.

Terkait kontrak politik yang hanya berlaku selama lima tahun, Soekarwo beralasan untuk menghindari kekhawatiran kehilangan popularitas di tengah kejenuhan masyarakat akan politik. Dalam pertemuan dengan para pemimpin media di Jatim, Soekarwo tidak didampingi Gus Ipul yang sedang ada kegiatan di Rembang, Jawa Tengah.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement