REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Kota Serang sebagai ibu kota Provinsi Banten, hingga kini masih belum memiliki pasar induk. Kondisi ini memicu biaya hidup rumah tangga di Kota Serang menjadi mahal dengan rata-rata per bulan sebesar Rp 3.135.503.
Dengan rata-rata angka sebesar itu, bisa dibilang biaya hidup di Kota Serang ini merupakan yang termahal jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Banten. Untuk biaya hidup rumah tangga di Kota Cilegon misalnya, hanya sebesar Rp 2.722.366, sedangkan Kota Tangerang sebesar Rp 2.881.407.
“Survai yang kami lakukan terhadap konsumsi masyarakat perkotaan di tiga daerah yaitu Serang, Cilegon, dan Tangerang. Dari ketiga kota tersebut rata-rata biaya hidup di Kota Serang merupakan yang termahal,” ujar Kepala Bidang Statistik dan Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Indra Warman, Kamis (18/11).
Meski survey dilakukan pada 2007, kata Indra, namun hasilnya masih relevan hingga kini. Bahkan, kata dia, biaya hidup di Serang kini menjadi lebih tinggi lagi akibat inflasi. Menurut Indra, pemicu biaya hidup di Kota Serang menjadi mahal karena sejak satu dekade Banten berdiri dan telah dilakukan pemekaran Kota dan Kabupaten Serang, hingga kini belum memiliki pasar induk yang bisa menyediakan kebutuhan masyarakat.
Bahkan hasil komoditas lokal yang ada di Banten tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti beras dan sayur-mayur masih dipasok dari Kota Tangerang dan Jakarta. "Ironisnya beras produksi Serang dan sekitarnya justru diborong keluar Kota Serang dulu, baru dipasok lagi ke dalam," terangnya.
Menurutnya, apabila Kota Serang memiliki pasar induk, harga kebutuhan pokok bisa lebih ditekan karena dapat memutus sejumlah alur distribusi barang. Sehingga ketersedian barang lebih dekat dengan konsumen dan akan lebih murah.
Selain kebutuhan pokok, kata Indra, mahalnya biaya hidup rumah tangga di Kota Serang ini juga dipengaruhi oleh mahalnya biaya pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Menurut Indra, rencananya BPS Banten akan kembali melakukan survai tentang biaya hidup rumah tangga pada 2012 mendatang. Sebab untuk survai tentang biaya hidup rumah tangga ini selalu dilakukan setiap lima tahun sekali.