Kamis 25 Nov 2010 02:07 WIB

Warga Lereng Gunung Merapi Kesulitan Bahan Pangan

Rep: M As\'adi/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Foto: AP
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Ribuan warga lereng Gunung Merapi yang berada di pengungsian, termasuk yang ditampung di kampus Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM), dan Balai Desa Rejosari, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung berangsur-angusr telah pulang ke daerah asal mereka.

Namun di tempat tinggalnya mereka harus menghadapi ancaman baru, yakni, sulitnya memperoleh bahan pangan. Untuk menangani warga Merapi pasca mengungsi, UMM beserta 42 PTS se-Jawa Tengah di bawah koordinasi Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah  akan mengadakan kegiatan recovery yang memfokuskan pada tiga bidang yakni pertanian, pendidikan dan kesehatan.

‘’Wilayah pendampingan dibagi menjadi tiga yakni Boyolali, Klaten, dan Magelang,’’ terang Humas UMM Yudia Setiandini dalam siaran persnya yang diterima Republika kemarin (24/11).

Selain kalangan PT, PKS wilayah Jawa Tengah telah menyiapkan serangkaian program pascatanggap darurat. Pekan depan kalangan PT berencana mulai program pemulihan ekonomi dengan membentuk kelompok-kelompok usaha binaan.

Sementara itu menurut Koordinator Humas relawan PKS Jateng, Agung Setia Bakti, pihaknya telah menerjunkan relawannya untuk melakukan advokasi, agar warga Merapi mendapat bantuan program pemulihan ekonomi dari pemerintah, juga melakukan trauma healing,’’katanya, seusai memberikan bantuan logistik di Dusun Gondang, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Magelang kemarin (24/11).

Menurut Agung, warga Merapi pasca mengungsi, setelah pulang ke rumah masing-masing terancam kesulitan pangan. Sebab semua ladang, sawah dan lahan komoditas pertanian lainnya hancur tertimbun pasir. Karena mereka bukan lagi pengungsi, bantuan pemerintah pun secara otomatis dihentikan.’’ Mereka tak lagi memiliki cadangan pangan.’’

Di Dusun Gondang terdapat 450 kepala keluarga terdiri atas 1.473 jiwa. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayur mayur. Selain ladang pertanian mereka hancur, seluruh bangunan irigasi pun rusak tertimbun material lahar dingin. Sehingga untuk bisa mengolah lahan, dibutuhkan waktu berbulan-bulan, menunggu perbaikan saluran irigasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement