REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah membagikan 10.104 kelambu berinsektisida secara gratis kepada ibu menyusui anak di bawah usia lima tahun (Balita) dan ibu hamil.
"Pembagian kelambu berinsektisida untuk daerah kecamatan dan perdesaan itu akan dilakukan oleh pihak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Puskesmas Pembantu (Pustu)," kata Kepala Dinkes Kotawaringin Timur, Yuendri Irawanto, di Sampit, Selasa.
Ia mengatakan, selain pihak Dinkes Kotawaringin Timur yang membagikan kelambu berinsektisida, sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga turut membagikan kelambu.
Menurut Irawanto, untuk kelambu berinsektisida yang dibagikan oleh pihak Ormas, merupakan bantuan langsung dari "Global Fund" dan penyalurannya langsung ke warga masyarakat, sedangkan Dinkes pembagiannya khusus untuk ibu menyusui Balita dan ibu hamil.
Dengan dibagikannya kelambu berinsektisida, katanya, nantinya diharapkan dapat melindungi para Balita dan ibu hamil dari gigitan nyamuk malaria. "Kelambu berinsektisida sangat aman bagi kesehatan manusia. Untuk itu kami harap ibu menyusui Balita tidak perlu khawatir karena kelambu berinsektisida hanya akan membunuh nyamuk saja," katanya.
Ia menjelaskan, perawatan kelambu berinsektisida sendiri sangat mudah dan pencuciannya tidak perlu dikucek terlalu kuat.
Satu buah kelambu dapat dipergunakan selama empat tahun.
Menurut dia, penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk sudah sangat mengkawatirkan karena 15 kecamatan di wilayah Kotawaringin Timur merupakan daerah yang endemis terhadap penyebaran nyamuk malaria.
Irawanto mengungkapkan, pemberantasan nyamuk malaria tidak cukup dengan cara penyemprotan melainkan juga dibutuhkan dukungan masyarakat, yakni dengan berpola hidup sehat dan bersih lingkungan. "Berkembangbiaknya nyamuk malaria sangat berbeda dengan nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Kalau nyamuk penyebar DBD hanya berkembang biak pada tempat yang bersih saja, namun nyamuk malaria dapat berkembang biak di semua tempat, jadi diperlukan kewaspadaan yang tinggi dalam memberantas nyamuk itu," katanya.
Bagi penderita yang terserang penyakit malaria terutama yang sudah parah dapat mengakibatkan gagal ginjal dan malaria otak (cerebral malaria) bahkan juga dapat mengakibatkan kematian, katanya.
Pihak Dinkes nantinya tidak hanya sekedar membagikan kelambu berinsektisida secara gratis kepada masyarakat tapi juga akan membentuk pos malaria desa di setiap desa dan menyiapkan satu orang kader. "Kader tersebut nantinya akan diberikan pembekalan pengetahuan seputar malaria oleh pihak kesehatan sebelum bertugas di pos malaria desa," katanya.