REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN-Sekitar 2.600 warga korban Merapi akan diikutkan dalam program padat karya yang berlangsung selama 20 hari. Per harinya, masing-masing warga akan mendapatkan uang antara Rp 30-50 ribu, tergantung peran mereka dalam program ini.
Program ini dikoordinasikan oleh Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Sleman. Kepala Disnakersostrans Sleman, Kriswanto, mengatakan untuk program ini pihaknya telah mendapatkan dana Rp 3 miliar dari BNPN. Dana itu berasal dari Menkokesra.
''Program ini digelar di 13 desa di lima kecamatan di Sleman, yang terkena dampak erupsi Merapi,'' kata Kriswanto, Senin (13/12). Jenis pekerjaannya adalah membersihkan fasilitas umum seperti sekolah, jembatan, dan jalan kampung yang selama ini masih tertutup oleh material Merapi.
Kriswanto mengatakan sebagian dana dari BNPN itu, yakni sekitar Rp 500 juta, akan dikelola oleh Dinas Pertanian Sleman untuk melakukan kerja bakti memperbaiki kerusakan pada fasilitas pertanian milik warga, terutama pertanian jamur, tananaman obat-obatan, dan bunga krisan.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Riyadi Martoyo, mengatakan ketiga jenis komoditi ini memang belum tersentuh program padat karya. ''Sebelumnya, kami telah melakukan program padat karya untuk pembersihan tanaman salak warga, dengan dana dari pusat Rp 2,5 miliar,'' tuturnya.