Kamis 16 Dec 2010 08:25 WIB

Ini Dia Resep Hindari Lahar Dingin Merapi

Banjir lahar dingin Gunung Merapi di Kali Code
Foto: Indra Wisnu/Republika
Banjir lahar dingin Gunung Merapi di Kali Code

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Apa yang harus dilakukan bila lahar dingin menerjang rumah? Tim Geologi UGM punya resepnya. Mereka menyosialisasikan antisipasi dan penanganan bencana lahar dingin Merapi ke ratusan pengungsi di Desa Jumoyo, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (15/12).

Uniknya, sosialisasi itu disampaikan lewat metode pagelaran wayang waton dari Padepokan Cipto Budoyo Merapi Tutup Ngisor. Di sela pentas dibagikan poster panduan antisipasi bahaya lahar dingin.

Geolog UGM, Bambang Wijaya, meminta warga Jumoyo yang tinggal di bantaran sungai harus selalu memperhatikan semua informasi banjir lahar dingin yang disampaikan perangkat desa atau tokoh masyarakat.

"Kalau terjadi lahar dingin, warga harus mengumpulkan semua anggota keluarga, terutama lansia, wanita, dan anak-anak untuk mulai menuju titik kumpul. Warga harus selalu memperhatikan komando dari ketua kelompok, tetap tenang, dan siaga," katanya.

Menurut dia, ketika warga melakukan evakuasi juga harus menyelamatkan surat-surat berharga dan perlengkapan selama mengungsi seperti sertifikat rumah, pakaian, obat-obatan, dan masker.

"Warga harus selalu waspada, karena saat ini sangat sulit memastikan kapan bencana lahar dingin akan berakhir. Musim hujan diperkirakan masih berlangsung hingga Maret 2011," katanya.

Ia mengatakan hujan yang turun di lereng dan puncak Merapi menjadi pemicu adanya banjir lahar dingin. Oleh karena itu, kata dia, warga harus mengungsi ke daerah di luar radius 300 meter dari bantaran sungai.

Kepala Desa Jumoyo Sungkono mengatakan saat ini di desa tersebut terdapat 1.100 pengungsi. Mereka berasal dari enam dusun di Desa Jumoyo, yakni Dusun Seloiring, Gempol, Tegalsari, Kadirogo, Kembaran, dan Duakan.

Untuk mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin, pihaknya telah menyediakan sekitar 20 alat telekomnikasi berupa "handy talky" (HT). Dana pengadaan HT itu diambil dari retribusi truk yang mengambil pasir di Sungai Putih.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement