REPUBLIKA.CO.ID, MANADO--Harga BBM non subsidi jenis Pertamax di Jabodetabek terus meroket, seiring kenaikan harga minyak di pasar internasional. Namun di Manado, harga Pertamax bisa turun hingga Rp 2.050 per liter.
Wah kok bisa? Pertamina menurunkan harga pertamax sebesar Rp2.050 di Kota Manado, menjelang Natal 25 Desember 2010 dari Rp 9.400 per liter menjadi Rp 7.350 per liter.
"Penurunan harga pertamax tersebut menyusul beroperasinya tanki timbun pertamax kapasitas 2.500 Kl di Kota Bitung," kata Sales Area Manager Pertamina BBM Retail Wilayah Manado, Irwansyah di Manado, Jumat.
Dengan beroperasinya tanki timbun tersebut, maka pasokan pertamax di daerah di Sulut langsung dilakukan dari kilang Balikpapan atau kilang lain, tidak lagi melalui tanki timbun Makassar, sehingga biaya transportas menjadi jauh lebih murah.
Irwansyah mengatakan dengan turunnya harga pertamax, maka diharapkan masyarakat Manado
terbiasa gunakan premium non subsidi. "Pembatasan premium memang belum dilakukan di Manado, tetapi ada baiknya jauh hari sebelumnya sudah terbiasa menggunakan non subsidi, dengan demikian saat pembatasan berlaku tidak kaget dengan rencana tersebut," kata Irwansyah.
Johanis R, salah satu sopir angkutan pribadi yang sering menggunakan pertamax mengatakan, penurunan harga yang cukup tinggi tersebut sangat memotivasi terus menggunakan BBM non subsidi.
"Harga sebelumnya Rp9.400 per liter, sangat memberatkan karena selisih dua kali lipat lebih dibandingkan premium bersubsidi Rp4.500 per liter, tetapi dengan harga sekarang Rp7.350 per liter memungkinkan lebih banyak masyarakat pemilik kendaraan pribadi beralih ke pertamax," kata Johanis.