REPUBLIKA.CO.ID,SERANG - Getaran dan dentuman yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terdengar sampai pesisir Pantai Anyer dan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. "Getaran dan dentumannya sekarang jarang-jarang, tidak seperti sebelumnya terdengar sampai di sini," kata seorang warga Ciokoneng, Anyer, Wati Rumati.
Sementara itu, ketinggian asap Gunung Anak Krakatau (GAK) mencapai 1.300 meter. Sedangkan aktivitas kegempaannya sepanjang Jumat (7/1) belum diketahui. "Alat pencatat gempa masih tertutup debu vilknakik gunung, dan karenanya kami tidak dapat memonitor. Dari pantauan di Cinangka, ketinggian asap GAK lebih dari 1 kilometer," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Anton S Pambudi.
Dia menjelaskan faktor yang mempengaruhi ketinggian asap, di antaranya jumlah kegempaaan. Ya, di antaranya jumlah kegempaan, dan hembusan yang dikeluarkan dari perut gunung tersebut, katanya menjelaskan.
Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga masih melarang siapa pun mendekat pada radius dua kilometer karena material yang dikeluarkan masih berbahaya. "Material seperti batu dan kerikil yang dikeluarkan bisa melepuhkan kulit, dan menebus tubuh. Karenanya pada radius itu kami melarang warga, turis dan nelayan mendekat," ujarnya.
Disinggung mengenai, suara dentuman dan getaran yang dirasakan warga masyarakat pesisir, Anton membenarkannya. "Kemarin kami mencatat ada tiga kali getaran dan tiga kali dentuman," ujarnya.
Pos pemantau juga melihat secara jelas asap berwarna kelabu dan hitam mengarah ke utara atau Lampung. Debunya juga sampai ke pos pemantau di Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.