REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-- Pakar hidrologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Retno Susilorini, mengatakan penurunan muka tanah Kota Semarang berkisar 5-9 centimeter/tahun. "Kalau penurunan muka tanah ini tidak segera ditanggulangi, maka tingkat penurunannya bisa semakin cepat, setidaknya dalam kurun 15 tahun ke depan," katanya di Semarang, Kamis.
Hal itu, kata dia, berdasarkan hasil pengkajian "Partner Voor Water", lembaga dari Belanda yang melakukan pengkajian Polder Kali Banger yang membagi penurunan dalam tiga kawasan.
Ia menyebutkan kawasan Semarang atas mengalami penurunan muka tanah sebesar lima cm/tahun, Semarang tengah sebesar tujuh cm/tahun, sedangkan Semarang bawah mencapai sembilan cm/tahun.
Menurut dia, penurunan muka tanah Kota Semarang itu terjadi karena berbagai faktor, namun fakor yang paling besar pengaruhnya adalah pengambilan air bawah tanah secara berlebihan.
"Pengambilan air bawah tanah dari lapisan akuifer yang memiliki kedalaman lebih dari 20 meter ini sangat berpengaruh terhadap terjadinya penurunan muka tanah, termasuk di Semarang," katanya.
Penurunan muka tanah ini, kata Retno, harus segera ditanggulangi sebelum terlambat, sebab penurunan muka tanah di Kota Semarang lebih parah dibandingkan Jakarta yang hanya tujuh cm/tahun.