REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN - Pemerintah Daerah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, langsung menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah instansi terkait adanya temuan yang diduga jejak "Unidentified Flying Object (UFO) di Dusun Kracakan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Ahad (23/1) pagi.
"Kami langsung melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait lainnya termasuk kepolisian dan Kodim setempat untuk mengetahui langkah selanjutnya ," kata Kepala Bidang Operasional Tanggap Bencana, Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) dan Penanggulangan Bencana, Kabupaten Sleman Makwan, Senin.
Menurut dia, hal yang bisa menentukan tanda tersebut adalah pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). "Kami juga telah koordinasi dengan LAPAN, karena mereka yang membidangi masalah tersebut," katanya.
Warga Dusun Kracakan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Minggu (23/1) menemukan adanya jejak aneh yang diduga sebagai jejak UFO di lokasi persawahan dusun setempat. Pemandangan aneh itu berupa robohnya batang padi yang membentuk sebuah pola yang terdiri atas beberapa lingkaran besar dan kecil. Besarnya lingkaran diperkirakan antara 15-20 meter.
Supriyanto, pengamat fenomena UFO yang merupakan alumni Arkeologi UGM dan lama berkecimpung di dunia metafisik, menduga pola tersebut bukan merupakan UFO. "Untuk script semacam ini, baru pertama kali di Indonesia. Sebelumnya memang banyak ditemukan di luar negeri. Tetapi, dari polanya, ini bukan UFO," katanya di lokasi kejadian temuan.
Menurut dia, kebenaran UFO sendiri hingga saat ini juga masih misterius. Tetapi, tidak menutup kemungkinan adanya teknologi canggih di luar kemampuan manusia.
"Seharusnya badan antariksa turun ke sini dan melakukan penelitian sehingga warga tidak menduga-duga," katanya.
Dia mengatakan bahwa script yang ada di areal persawahan di Berbah ini memiliki karakter yang sederhana.
"Kendati polanya serasi dan teratur, namun tidak serumit dengan pola yang banyak ditemukan di luar negeri. Ini lebih sederhana bila dibandingkan pola yang ditemukan di berbagai negara. Ini jauh lebih simple karena luas dan bentuknya tidak terlalu besar," katanya.
Supri menduga pola tersebut terjadi akibat ion statis akibat tegangan listrik. Pasalnya, tepat di atas script tersebut ada kabel jaringan sutet.
"Kalau buatan manusia, ini jelas tidak mungkin. Kalau karena angin lesus, ini juga tidak mungkin karena sangat rapi. Makanya, dugaan saya ini akibat ion statis dari jaringan sutet diatasnya," katanya.
Sementara itu, lokasi tersebut saat ini banyak dikunjungi masyarakat baik dari Sleman, Yogyakarta, maupun luar kota yang ingin menyaksikan frenomena yang diduga jejak UFO tersebut.