REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Direktorat Lalu Lintas Polda Bali memasang 56 kamera CCTV (closed-circuit television) di sejumlah tempat guna memantau dan menangkal terorisme dan barang berbahaya ke Pulau Dewata.
"Selain menangkal teroris, kamera CCTV dipasang untuk memonitor situasi arus lalu lintas guna mencegah kemacetan dan kecelakaan," kata Direktur Lalu Lintas Polda Bali Kombes Pol Syauqie Ahmad di Denpasar, Kamis.
Ia menyebutkan gambar yang dikirimkan oleh kamera CCTV sebanyak itu akan dapat dipantau dari ruang Regional Traffic Management Centre (RTCM) Ditlantas Polda Bali di Denpasar. Selain di RTCM, gambar juga dapat dimonitor pada sejumlah Polres dan Polresta Denpasar serta Pemprov Bali.
Dirlantas menjelaskan daerah yang dapat dipantau lewat kamera tersebut antara lain sejumlah pintu masuk Bali seperti
Pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai serta Bandara Ngurah Rai.
Di samping itu, beberapa lokasi yang dianggap rawan tindak kriminal dan masalah lalu lintas juga dapat dipantau lewat perangkat tersebut, ujarnya.
Menurut dia, ruang RTMC dalam pengoperasiannya memiliki sejumlah kelebihan antara lain dapat dilakukan "zoom" hingga jarak 75 meter.
"Dengan 'zoom' tersebut, apabila ada tindak kejahatan atau kecelakaan lalu lintas, dari pantauan RTMC gambar kejadian bisa diperbesar bahkan hingga memperlihatkan plat nomor kendaraan," katanya.
Untuk di wilayah Denpasar, kamera terpasang di sejumlah ruas yang kerap terjadi kemacetan seperti simpang Jalan Cokroaminoto, Bandara Ngurah Rai, simpang Dewa Ruci, simpang Tohpati dan Jalan Mahendradata.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar menambahkan, di Indonesia, RTMC untuk sementara hanya terdapat di Mabes Polri dan delapan Polda yakni Polda Bali, Metro Jaya, Sumatera Selatan, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Polda Kepri.
Kombes Syauqie mengatakan dana operasional dan kelengkapan teknologi RTMC berasal dari Mabes Polri.
Perangkat RTMC tersebut didukung berbagai teknologi seperti GPS, GIS, database online, SMS, internet, faksimili, dan telepon HT.
"Salah satunya ada Twitter dan Facebook kami, agar masyarakat dapat mengakses informasi lalu lintas, baik kemacetan maupun kecelakaan," kata Syauqie.