REPUBLIKA.CO.ID, Dunia benar-benar terlihat abu-abu bagi orang terkena depresi. Paling tidak di tingkat bawah sadar mereka, demikian ungkap hasil riset terbaru.
Peneliti dari Universitas Freiburg, Jerman, sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang dengan depresi memiliki kesulitan mendeteksi perbedaan kontras antara hitam-putih. Namun ilmuwan saat itu dinilai menggunakan tolak ukur subjektif--yakni tes psikofisikal--dan jenis lain dalam penelitian. Hasil tes itu menyatakan individu mengalami depresi kesulitan dalam memperhatikan.
Kini, studi baru, yang dipublikasikan di jurnal Biological Psychiatry, mengandalkan pada tolak ukur objektif yaitu retina. Hasil menyimpulkan orang kena depresi mungkin melihat dunia dengan cara berbeda ketimbang mereka yang normal.
"Data ini menggarisbawahi banyak cara terkait bagaimana depresi telah mengubah pandangan seseorang terhadap dunia," ujar penyunting jurnal, John Krystal. "Memang penyair William Cowper pernah menulis 'keragaman adalah bumbu dalam kehidupan,' tapi bagi seorang depresan, kemampuan untuk menangkap unsur kontras di dunia visual kian berkurang. Kehilangan kemampuan ini membuat dunia menjadi tempat tidak menyenangkan," imbuh dia. Tak mengherankan bila penderita depresi cenderung mengakhiri hidupnya karena tak ada hal menarik lagi bagi mereka di dunia
Tes penglihatan
Dalam penelitian, tim periset menguji 40 pasien penderita depresi berat dan 40 individu sehat untuk melihat sikuen lima papan gambar hitam putih dengan kadar kontras berbeda. Setiap gambar dibuat kelap-kelip (dengan kotak hitam berubah putih dan kotak putih berubah hitam) setiap 12 kali perdetik dalam layar komputer.
Saat pengujian, periset menggunakan parameter objektif bernama pola elektroretinogram, yang mirip dengan satu elektrocardiogram dalam retinoa mata. ECG retina adalah reseptor yang bertugas menunjukkan respon neuron di dalam sel retinal. "Itu bukan visi kesadaran melainkan lebih awal lagi dari pada pandangan sadar anda terhadap sesuatu, yang muncul dalam milidetik," ujar pimpinan riset, Ludger Tebartz van Elst.
Dalam pengetesan tersebut pasien depresi secara dramatis memiliki respon retina jauh lebih rendah terhadap berbagai papan kontras hitam-putih ketimbang invididu sehat. Hasil itu tetap muncul terlepas apakah sang pasien telah mengonsumsi obat anti depresan