REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi menemukan, diet tinggi lemak dapat meningkatkan risiko bentuk paling umum dari kanker payudara dan memungkinkan berkembangnya kanker payudara pada perempuan yang ditandai dengan rusaknya gen HER2.
Menurut studi, konsumsi lemak jenuh juga dapat meningkatkan risiko hormon-sensitif kanker payudara sebesar 28 persen.
"Kita tahu 40 persen dari kanker payudara dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup seperti menjadi aktif, menjaga berat badan yang sehat dan membatasi konsumsi alkohol, tapi studi ini memberikan kita wawasan lebih lanjut soal asupan lemak jenuh dan beberapa jenis kanker payudara," ujar Senior Manager - Information dari Breakthrough Breast Cancer, Eluned Hughes, seperti dilansir Female First.
Menurutnya, sekalipun saat ini faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kanker payudara terus dipelajari, namun masih sulit memprediksi siapa yang akan menderita kanker payudara dan apa penyebabnya.
Hughes mengatakan, untuk mencoba menjawab hal ini, pihaknya melibatkan 113 ribu orang wanita dari seluruh Inggris selama 40 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan, berdasarkan data dari 10 ribu orang pasien ditemukan adanya hubungan antara konsumsi lemak dan kanker payudara pada para perempuan ini.
Namun, hubungan yang serupa tidak terlihat pada wanita yang kanker yang tidak hormon-sensitif atau HER2-positif.
Sementara itu, temuan dari penelitian kanker payudara yang melibatkan lebih dari 300 ribu orang perempuan pada 10 negara di Eropa, menunjukkan hasil serupa. Temuan ini telah dipublikasikan dalam Journal Of The National Cancer Institute.
"Hasil penelitian prospektif pada populasi besar heterogen perempuan Eropa menunjukkan diet tinggi lemak meningkatkan risiko kanker payudara dan yang paling mencolok adalah asupan tinggi lemak jenuh meningkatkan risiko penyakit reseptor-positif, menunjukkan keterlibatan lemak jenuh sebagai penyebab kanker payudara," ujar ketua studi dari National Institute Tumor di Milan, Italia, Dr Sabina Sieri.