REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tenang dalam menanggapi wabah virus zika yang terjadi khususnya di benua Amerika. Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi, karakteristik virus zika cenderung sama dengan virus dengue penyebab demam berdarah. Keduanya sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Karena itu, dia melanjutkan, masyarakat hanya perlu menggiatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengeu (DBD), seperti program 3M. Yakni, menguras dan menutup tempat penampungan air bersih, serta mengubur wadah yang bisa menampung genangan air.
Oscar menegaskan, hingga kini, belum ada laporan wabah virus Zika di Tanah Air. Namun, masyarakat tetap diminta waspada dan giat melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Sebab, nyamuk Aedes justru berkembang biak di air bersih.
(Baca Juga: Virus Zika Belum Ada di Indonesia).
“Kita Indonesia kan sudah punya pengalaman dengan DBD. Itu (pencegahan zika, Red) sama (dengan DBD, Red). Artinya, kita memutus mata rantai berkembangnya vektor nyamuk Aedes,” kata Oscar Primadi saat dihubungi, Jumat (29/1).
Ada lebih dari 20 negara di Amerika Latin yang mengumumkan status siaga virus zika. Oscar mengatakan, pihaknya mengimbau WNI, khususnya ibu hamil untuk menunda perjalanan ke negara-negara yang masuk ke dalam status bahaya Zika, yakni antara lain Brasil, Ekuador, Kolombia, dan Meksiko.
Namun, Kemenkes belum berencana melakukan pemeriksaan medis khusus di bandara-bandara kedatangan internasional di Tanah Air. Menurut Oscar, antisipasi standar medis yang selama ini berlaku di bandara sudah cukup. “Itu kan sudah biasa kita lakukan di bandara. Di mana upaya karantina seperti itu,” ujar dia.