Sabtu 19 Mar 2016 12:25 WIB

Orang Cerdas Cenderung tak Bahagia, Mengapa?

Rep: C27/ Red: Nur Aini
Orang cerdas sulit bergaul (ilustrasi)
Orang cerdas sulit bergaul (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Orang pintar memiliki alasan logis saat ini ketika mereka kurang suka bergaul dengan orang lain. Ternyata berada di sekeliling banyak orang bagi pemilik otak cerdas membuat mereka kurang bahagia.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal  British Journal of Psychology mengungkapkan beberapa faktor tentang penyebab orang merasa hidup mereka begitu baik. Penelitian tersebut dilakukan oleh psikolog evolusi Satoshi Kanazawa dari London School of Economics dan Norman Li dari Singapore Management University kepada 150 ribu responden dengan rentang usai 18 tahun hingga 28 tahun.

Dalam penelitian mereka, menemukan teori kebahagian yang  merujuk pada gaya hidup pemburu dan pengumpul yang dilakukan nenek moyang manusia pada zaman dahulu yang membuat bahagia.

"Situasi dan kondisi yang akan meningkatkan kepuasan hidup nenek moyang kita dalam lingkungan leluhur masih dapat meningkatkan kepuasan hidup kita saat ini," ujar penjelasan teori tersebut dikutip dari Independent, Sabtu (19/3).

Dalam teori tersebut, mereka menemukan beberapa fakta, diantara jika orang-orang merasa lebih bahagia jika mereka melakukan interaksi dengan seseorang yang dekat dengan mereka. Hanya saja, ini menjadi pengecualian bagi orang-orang yang memiliki kecerdasaan lebih, justru memiliki kebalikan.

"Pengaruh kepadatan penduduk pada kepuasan hidup karena itu lebih dari dua kali lebih besar untuk individu rendah IQ daripada individu tinggi-IQ.  Individu yang lebih cerdas sebenarnya kurang puas dengan kehidupan jika mereka bergaul dengan teman-teman mereka lebih sering,' ujar  Kanazawa dan Li.

Mengapa orang cerdas justru tidak bahagia jika menghabiskan waktu bersama teman-teman mereka? Kanazawa dan Li memberikan contoh dengan seorang dokter yang akan berusaha lebih memikirkan bagaimana cara menyembuhkan kanker atau seorang penulis yang akan mencoba mencari ide bagi karyanya.

Dengan contoh seperti itu, mereka mencoba menjelaskan jika interkasi sosial sering mengurangi langkah orang-orang cerdas mencapai sebuah tujuan. Sehingga ini menjadi benang dalam hal faktor yang membuat orang cerdas puasa dalam kehidupan mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement