REPUBLIKA.CO.ID, Tri, ibu muda berusia 28 tahun, masih ingat benar apa yang terjadi pada putri sulungnya, Dita saat masih bayi. "Ia sering sekali diare." Kala itu, Tri menduga penyebab diare pada putrinya adalah susu yang tidak cocok.
Asal tahu saja, Tri memang tak memberikan ASI (Air Susu Ibu) pada Dita. "Karena ASI saya yang keluar cuma sedikit, akhirnya kering sendiri," kata Dita memberi alasan. Begitulah karena menduga penyebab diare adalah susu yang tidak cocok, maka waktu itu Tri sering gonta ganti merk susu formula. Bayangkan betapa repotnya.
Dan kini, ketika berusia tiga tahun, Dita jarang mengalami diare. Sang ibu pun tak repot lagi gonta ganti merk susu. "Tapi timbul masalah yang lain. Dita sering alergi. Ia alergi debu, juga ikan laut," keluh Tri.
Apa yang dialami Dita, sebenarnya bisa dicegah andaikan saja Tri menyusui sendiri putrinya. Yakinlah, bahwa semua ibu mampu menyusui bayinya.
Memang sih ada susu formula sebagai pengganti ASI. Tapi ketahuilah, susu formula bukanlah solusi yang benar-benar aman. Bahkan, seperti dikatakan oleh dr Dien Sanyoto, SpAK, Ketua Umum Badan Kerja Peningkatan Penggunaan ASI, pemberian susu formula pada bayi, terutama di bawah usia dua bulan, meningkatkan resiko diabetes dua kali lipat.
Di samping itu, bayi yang diberi susu formula juga beresiko menderita pelbagai penyakit lain seperti alergi, diare, radang telinga, radang otak, penyakit kronis saluran pencernaan, masalah gizi, dan masalah gigi.
Karena itulah, jika Anda berencana memiliki bayi, tanamkanlah tekad untuk menyusuinya. "ASI harus diberikan segera setelah bayi lahir, karena ASI makanan terbaik untuk bayi sebagai kelanjutan dari makanan dan kekebalan yang diperoleh bayi dari tali pusat," jelas Dien.
ASI, lanjutnya, merupakan makanan dengan komposisi paling tepat bagi bayi. Ia mengandung zat yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak, dan mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari penyakit. Selain itu dengan memberikan ASI maka terjalinlah hubungan cinta kasih antara ibu dan bayi. Dan bagi ibu, menyusui juga bermanfaat untuk menunda kehamilan, mengurangi resiko terkena kanker payudara, dan tentu saja lebih hemat karena tidak ada ketergantungan pada susu kaleng/formula yang saat ini harganya selangit.
Selain menanamkan tekad untuk menyusui, ibu hamil juga sangat disarankan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi serta cukup istirahat. Selanjutnya setelah bayi lahir, paling lambat 30 menit, ASI harus mulai disusukan. Berikan bayi kolostrum (susu jolong) yaitu ASI yang keluar pada hari-hari pertama. Usahakan agar ibu dan bayi berada dalam satu kamar (rawat gabung) sehingga bisa setiap saat memberikan ASI. Berikanlah ASI sesuai kemauan bayi. Jangan beri si mungil ini dot atau kempeng.