Sabtu 04 Jan 2020 04:00 WIB

Siapakah Orang yang Boros Menurut Agama?

Nabi Muhammad pernah menjelaskan tentang orang yang boros.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Siapakah Orang yang Boros Menurut Agama?. Foto: Rencanakan belanja dengan matang agar terhindari keborosan (Ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Siapakah Orang yang Boros Menurut Agama?. Foto: Rencanakan belanja dengan matang agar terhindari keborosan (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam memang menganjurkan umatnya untuk menjadi hamba yang kuat, bisa kaya harta, berkedudukan tinggi di masyarakat, atau pun menjadi tokoh berpengaruh positif di lingkungannya. Namun begitu, kaya harta pun tak boleh diiringi dengan sifat boros, lantas siapakah orang yang boros menurut agama?

Dalam kitab Shahih Bukhari dijabarkan mengenai siapa itu orang yang boros. Dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan Abu al-Ubaidain, Rasulullah SAW bersabda: “An Abu al-Ubaidain qala: sa-altu Abdullah anil-mubadzirin qala aladzina yunfiquna fi ghairi haqqin,”.

Baca Juga

Yang artinya: “Dari Abu al-Ubaidain ia berkata: ‘Aku pernah bertanya kepada Abdullah mengenai orang-orang yang berlaku boros (mubadzirin), ia pun menjawab (yang bersumber dari Rasulullah), (yaitu) orang-orang yang membelanjakan hartanya bukan pada kebenaran,”.

Di tengah semaraknya aktivitas pasar bebas, pola hidup konsumtif pun belakangan menjadi tren tersendiri. Hal itu memang sah-sah saja, namun akan menjadi alpa apabila kita tidak dapat mengimbangi dan menakar kemampuan diri dengan rayu manis produk dan diskon yang berseliweran di mana-mana.

Dalam kitab Tafsir Al-Jalalain karya Jalaluddin al-Mahali dan Jalaluddin as-Suyuti disebutkan, orang-orang yang boros ialah mereka yang mengikuti jalan setan. Bahkan orang-orang boros tersebut diibaratkan layaknya saudara dekat setan. Perilaku boros masuk dalam kategori tercela, dan tindakan tercela merupakan kegemaran setan.

Setan kerap mengajak manusia untuk hidup pelit dan boros. Keduanya memang bertolak belakang, saling berada di kutub sebrang yang cenderung seperti jurang. Padahal, dalam agama hal-hal yang ada di pertengahan lebih dianjurkan dan lebih baik. Pelit tidak dianjurkan, dan boros pun demikian.

Sikap boros yang disamakan dengan perilaku syaithan juga ditegaskan dalam Alquran Surah Al-Isra, Allah berfirman: “Wa la tubadzir tabdzira innal-mubadzirina kanu ikhwana as-syayathini,”. Yang artinya: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan,".

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement