REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kabayan Gets Married digelar oleh Paguyuban Pasundan (PANDAN) Victoria, Sabtu (13/6) lalu digelar di RMIT Storey Hall, Melbourne. Lewat acara ini, PANDAN mencoba untuk memperkenalkan budaya Sunda tidak bagi hanya warga Indonesia, tetapi juga warga lokal di Australia.
Kabayan akhirnya boleh menikah dengan Nyi Iteung, setelah mendapat pertentangan dari Abah, ayah Nyi Iteung.
Ini adalah lanjutan dari drama musik 'Kabayan' yang pernah dibuat oleh komunitas Sunda PANDAN pada bulan November 2014, dengan tujuan untuk menggabungkan kesenian Jawa Barat, seperti rampak kendang, pencak silat, dan beberapa tarian.
Karena dianggap cukup sukses, maka cerita Kabayan kembali diangkat ke panggung, kali ini mengangkat perjalanan Kabayan menggelar perkawinan dengan Nyi Iteung di Melbourne.
Cerita diawali dengan permintaan Abah yang memperbolehkan Kabayan menikahi puterinya, asalkan mampu membuat pernikahan yang mewah dan akbar.
Tentunya bukanlah hal yang mudah bagi Kabayan untuk memenuhi permintaan tersebut.
Ia kemudian meminta bantuan John Daging, salah satu temannya untuk membantunya. John Daging bersedia membantu, asalkan Kabayan bisa bermain gitar untuk band-nya.
Kabayan kembali terbentur kendala. Dirinya yang berasal dari desa dan bahkan belum pernah melihat gitar seumur hidupnya, akhirnya meminta bantuan kepada jin untuk mengajarkannya bermain gitar.
Tokoh Kabayan yang penuh tawa diperankan oleh Satianugraha Saefullah, yang akrab dipanggil Cepi. Warga asal Bandung ini sudah menetap di Melbourne, Australia bersama istri dan anak-anaknya.
"Saya merasa puas dan bangga sebagian bagian dari komunitas [Sunda di Australia]. karena selama pertunjukkan berlangsung mendapat respons yang luar biasa dari penonton," ujar Cepi baru-baru ini.
Cepi tidak memiliki latar belakang profesional sebagai seorang aktor atau komedian, ia biasanya dikenal sebagai musisi band di Melbourne. Tapi celetukan dan leluconnya mampu membuat para penonton tertawa.
"Kita memang memiliki script, tetapi bebas melakukan improvisasi, saya banyak melakukan improvisasi keluar dari skrip tetapi berkat pertemanan saya dengan performer lainnya, karenanya lebih membantu untuk tampil natural."
"Kunci sebagai performer adalah jadi diri sendiri, menikmati momen setiap momen di atas panggung, tidak takut untuk berekspresi," jelas Cepi.
Pesta pernikahan Kabayan dan Nyi Iteung akhirnya digelar lengkap dengan semua prosesi dalam budaya Sunda, seperti kehadiran lengser, menginjak telur, berbagi ayam bakar, pengantin yang saling menyuapi, hingga saweran.
Kesenian yang ditonjolkan memang berasal dari budaya Sunda, tetapi acara diawali dengan Tarian Saman Aceh dan Gamelan Jawa, dan ditutup dengan lagu Sajojo dari Papua.
Drama musikal ini seolah menggambarkan kayanya budaya Nusantara dari Sabang hingga Merauke.
Menurut panita, 750 tiket Kabayan Gets Married laku terjual. Sejumlah Paguyuban Pasundan dari negara bagian lainnya, seperti dari New South Wales bahkan terbang ke Melbourne untuk menikmati pertunjukkan ini.