REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA - Suatu ledakan bom rakitan menewaskan seorang tentara Kanada yang sedang melakukan patroli di provinsi Kandahar, Afghanistan, Minggu (27/3), menurut pengumuman kementerian pertahanan Kanada.
Prajurit tersebut diidentifikasi sebagai Kopral Yannick Sherrer dari Resimen Infantri Kerajaan ke-22. Kematiannya menjadikan jumlah serdadu Kanada yang tewas di Afghanistan sejak 2002 mencapai 155.
Kanada sebulan lalu mengatakan bahwa seorang wisatawan Kanada telah diculik di Afghanistan dan bahwa pemerintah negara itu sekarang sedang berusaha untuk memperoleh pembebasannya.
"Colin Rutherford telah melakukan perjalanan sebagai seorang wisatawan" ke Afghanistan, kata juru bicara kementerian luar negeri Emmanuelle Lamoureux pada AFP.
Ia menolak mengungkapkan keadaan sekitar penculikan itu atau kapan penculikan itu terjadi. "Para pejabat Kanada akan bekerjasama dengan pemerintah Afghanistan" untuk membebaskan Rutherford, ia menambahkan.
Dalam satu pernyataan yang dipublikasikan Ahad (28/2) di satu laman Internet, sebuah kelompok Taliban mengatakan mereka telah menangkap seorang warga Kanada di provinsi Ghazni. Mereka menuduh dia adalah mata-mata yang dikirim untuk menemukan tempat persembunyian kelompok gerilyawan itu.
Seorang juru bicara Taliban, yang dikenali sebagai Zabihullah, mengatakan dalam satu pernyataan bahwa kelompok itu telah merencanakan untuk menyiarkan video mengenai sandera tersebut.
Ia juga menyatakan kontak telah dilakukan dengan "delegasi resmi" dari pemerintah Kanada, tapi telah menerima jawaban "tidak positif" atas tuntutannya. Dua wartawan Prancis, pemandu mereka dan seorang tentara Amerika Serikat sekarang ini juga disandera oleh kelompok Taliban di Afghanistan.