REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Minat orang Indonesia untuk mempelajari bahasa Jepang dari tahun ke tahun relatif rendah. Ini karena sulitnya tahapan yang harus dilalui untuk dapat menguasai bahasa dari negeri matahari terbit tersebut, bila dibandingkan bahasa asing lainnya.
"Bila dibandingkan dengan mempelajari bahasa asing lainnya, misalnya Bahasa Inggris, belajar Bahasa Jepang memang jauh lebih sulit karena seseorang harus menguasai tiga keterampilan sekaligus hiragana, katakana, dan huruf kanji, belum lagi ada tingkatan yang harus dilalui supaya mahir berbahasa Jepang," kata Presdir Office Promosi Jepang, Richard Susilo kepada pers di Jakarta, Senin.
Data dari Japan Foundation tahun 2010 menyebutkan, dari ratusan juta penduduk Indonesia hanya sebanyak 300 ribu orang saja yang bisa berbahasa Jepang. "Jumlah tersebut memang jauh meningkat bila dibandingkan tahun 2007 yang hanya mencapai 87 ribu orang, namun jumlah itu masih jauh dari memadai bila dibandingkan dengan peluang yang bisa diraih melalui kerja sama di berbagai bidang, terutama menarik investasi ke dalam negeri," katanya.
Richard yang baru meresmikan Panda College cabang Tangerang yang merupakan sekolah khusus Bahasa Jepang menyatakan Indonesia sudah kehilangan banyak peluang investasi dari Jepang karena hal yang sebenarnya sangat sepele, yakni rendahnya penguasaan Bahasa Jepang.
"Penyebabnya yang sudah saya sebutkan sulitnya mempelajari Bahasa Jepang, dan ada kecenderungan masyarakat kita banyak yang mudah bosan sehingga tidak melanjutkan untuk bertekun dan berlatih," kata Richard yang pernah menjadi jurnalis untuk sejumlah media nasional dan kemudian bekerja di salah satu media di Jepang.