Jumat 06 May 2011 07:08 WIB

Pengamat: Hati-Hati Tentukan Ambang Batas Parlemen

Rep: Yogie Respati/ Red: cr01
Ahli Sistem Pemilu Internasional Andrew Renolds saat Public Lecture
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ahli Sistem Pemilu Internasional Andrew Renolds saat Public Lecture "Sistem Pemilihan Umum dan Alokasi Kursi di Indonesia", Jakarta, Kamis (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penetapan ambang batas parlemen kini masih terus dalam pembahasan. Penetapan ambang batas harus dilakukan hati-hati agar jumlah suara yang ada dapat terwakili.

Ahli Pemilu Internasional, Andrew Reynolds, mengatakan dengan ambang batas 2,5 persen pada pemilu 2009 saja sebanyak hampir 20 juta suara tidak terwakili di parlemen. "Jadi untuk meningkatkan ambang batas harus didiskusikan secara hati-hati," kata Reynolds dalam kuliah umum Sistem Pemilu dan Alokasi Kursi di Indonesia dalam Konteks Internasional, Kamis (5/5).

Pasalnya jika ambang batas terlalu tinggi akan meminggirkan berjuta suara dan suara tersebut tidak akan terwakilkan di parlemen. Selain itu, juga harus dipertimbangkan mengenai partai kecil tapi memiliki posisi cukup besar di daerah.

Menurut Reynolds, penetapan ambang batas akan dapat mengurangi fragmentasi politik di parlemen, serta membuat pemerintahan yang lebih kuat dan mampu memproduksi legislasi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Electoral Reform, Hadar N Gumay, tak menampik jika dalam sistem pemilu 2009 terjadi beberapa masalah dalam penerapannya. Hal-hal seperti penghitungan suara yang lambat, penetapan calon terpilih bermasalah, surat suara yang memuat banyak calon, hingga banyaknya sengketa hasil pemilu di MK.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement