REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU I Gusti Putu Artha melontarkan kekesalannya kepada rekan-rekannya di KPU yang tidak mau menyebut peran Andi Nurpati saat mencetuskan "penambahan suara" pada pleno KPU 21 Agustus 2009. Putu Artha mempertanyakan sikap Ketua KPU dan staf lainnya yang terlihat menghindar menyebutkan nama Andi.
"Saya marah di sini. Kalau ada kawan salah, silahkan katakan saja. Memang betul Ibu Andi yang membacakan surat itu, mereka (anggota KPU) tahu itu tapi tidak mau cerita. Janganlah kita melindungi diri sendiri," lontar Putu Artha dengan emosional dihadapan Panja Mafia Pemilu di gedung DPR RI, Selasa (12/7).
Putu meminta yang lain untuk jujur dan mengungkapkan apa yang mereka ketahui. "Teman-teman sebenarnya sudah mengerti jalan ceritanya. Tadi, kan sudah kita rapatkan, padahal risalah rapat ada, rekaman ada, kenapa masih ditutup-tutupi. Kita buka semuanya di sini," lanjut Putu.
Ledakan Putu dipicu oleh sikap saling lempar antaranggota KPU, termasuk Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary, saat dicecar Panjan tentang siapa yang melontarkan kata "penambahan suara" pada pleno 21 Agustus 2009. Pada pleno itu, Andi mendasarkannya pada surat MK 112 tertanggal 14 Agustus yang ternyata palsu.