Rabu 13 Jul 2011 08:13 WIB

Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan Timbulkan Dilema

Red: cr01
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, ketika bertemu sebagian pasukan AS di Afghanistan pada bulan ini.
Foto: AP
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, ketika bertemu sebagian pasukan AS di Afghanistan pada bulan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyambut baik penarikan pertama 10.000 tentara AS dari negaranya, yang akan tuntas akhir tahun ini. Tetapi rakyatnya tidak sependapat.

"Ini adalah langkah baik, yang sesuai dengan kepentingan rakyat Afghanistan, demikian dikatakan Presiden Hamid Karzai, sebagaimana dilansir kantor berita Jerman, Deutshce Welle, Selasa (12/7).

Negaranya mendukung rencana-rencana Presiden AS, Barack Obama. Pada saat bersamaan, Karzai mengucapkan selamat kepada rakyatnya sendiri. "Pengumuman itu adalah langkah menuju situasi, di mana rakyat Afghanistan mempertahankan negaranya sendiri," demikian ditambahkan Karzai.

Tetapi rakyat Afghanistan nampaknya lebih skeptis dari presidennya. Memang tuntutan Karzai agar negaranya punya kedaulatan lebih besar, sesuai dengan keinginan rakyat. Tetapi waktu pengumuman Obama dan dampaknya menimbulkan keraguan besar.

Saleh Mohammad Saljuqi, anggota parlemen dari provinsi Herat, mengatakan tidak setuju dengan keputusan Obama. "Pidatonya menyebabkan kekhawatiran besar. Jika penyerahan tanggung jawab keamanan di Afghanistan berjalan terlalu cepat, Afghanistan akan jatuh ke dalam kekacauan. Saya pikir keputusan Obama tidak baik untuk Afghanistan, dan saya khawatir," ujarnya.

Pendapat yang hampir sama diutarakan Esmat Moslim, seorang penduduk ibukota Kabul. "Janji yang diberikan AS harus ditepati. Itu artinya, aparat keamanan Afghanistan harus punya pendidikan dan mampu mempertahankan negaranya. Tetapi jika situasinya tetap buruk seperti sekarang, pertempuran akan dimulai lagi dan perang saudara serta kekacauan akan terjadi," papar Moslim.

Rakyat dilanda kekhawatiran akan pertempuran, kekacauan dan perang saudara. Tidak hanya ketakutan akan kembalinya Taliban. Banyak orang di Kabul dan di provinsi-provinsi lain khawatir bahwa bekas penguasa daerah yang punya militer sendiri dan pemimpin milisi akan kembali berkuasa, setelah selama ini terpaksa bungkam karena adanya pasukan asing.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Afghanistan berusaha menenangkan warga dengan mengatakan pengumuman Obama tidak akan menyebabkan ancaman bagi keamanan. "Pemerintah Afghanistan akan mampu menjaga keamanan," Jurubicara Kementerian Pertahanan, Sahir Azimi.

sumber : DW
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement