REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Polisi menangkap pimpinan Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Ustadz Abrori, pada Jumat (15/7) pukul 12.30 WITA di kediaman orangtuanya di Desa Khananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Polri menuding pimpinan ponpes merencanakan penyerangan polsek-polsek di NTB, khususnya di Bima, dengan bom.
"Berdasarkan saksi-saksi yang ada, rencananya bom untuk menyerang polisi di polsek," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/7).
Anton menambahkan rencana tersebut terungkap saat polisi menemukan sebanyak 15 bom molotov di dalam ponpes. Rencananya Abrori akan merencanakan penyerangan di polsek-polsek di NTB, khususnya di wilayah Polres Bima.
Mengenai keterkaitan dengan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), ia mengatakan masih dalam penyelidikan. Namun polisi menemukan kaos dan rompi seragam JAT di dalam rumah Abrori yang terbakar pada Jumat (15/7) pagi. "Kalau itu masih diselidiki lagi. Tapi kami menemukan 15 bommolotov yang diduga untuk menyerang polisi," imbuhnya.