REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Tujuh pengunjuk rasa semalam (Kamis malam) tewas oleh militer Suriah ketika ribuan orang berdemonstrasi di sejumlah kota setelah berbuka puasa Ramadhan, kata Abdul-Karim al-Rihawi, ketua Liga Suriah untuk Hak Asasi Manusia.Dua demonstran anti-pemerintah tewas di lingkungan Midan di pusat Damaskus, empat orang di desa Nawa selatan dekat Daraa dan satu warga sipil di kota Talbiseh di pusat Suriah, kata laporan itu.
Menurut al-Rihawi, sekitar 60.000 orang menghadiri unjuk rasa Rabu malam di provinsi timur laut Deir al-Zour, tanpa korban satupun, kata Xinhua. Tank Suriah pada Rabu menyerbu berbagai sektor di Hama, kota terbesar keempat negara itu yang telah menjadi pusat gerakan protes yang bertujuan untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Setidaknya 2.000 pengunjuk rasa telah tewas di Suriah sejak Maret, ketika demonstrasi pecah, menurut laporan, mengutip Organisasi Nasional Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Pasukan keamanan Suriah menembak dan menewaskan tiga warga sipil serta melukai puluhan lagi ketika mereka menumpas protes di tiga kota setelah shalat Tarawih pada Rabu, kata aktivis hak asasi manusia. "Tiga orang gugur dan puluhan terluka akibat tembakan pasukan keamanan" selama demonstrasi di Damaskus, Doa dan Palmyra, kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatori Hak Asasi Manusia Suriah.
Jumlah korban bisa meningkat, kata Rahman kepada AFP melalui telepon dari Nikosia, pada saat demonstrasi terjadi di seluruh Suriah dan puluhan orang telah ditangkap. Pada Senin, pembangkang mengumumkan di Facebook bahwa mereka akan berdemonstrasi setiap malam setelah shalat Tarawih, menunjukkan bahwa umat Islam setiap malam selama bulan suci Ramadan melakukan demo di samping shalat.
PBB mengecam tindakan keras yang mematikan pemerintah Suriah pada protes-protes dan menyerukan mereka yang bertanggung jawab akan menanggung akibatnya, pada saat tank-tank menyerbu pusat protes di Hama. Rahman mengatakan, 500 keluarga telah meninggalkan Hama, sebuah kota 210 kilometer (130 mil) di utara Damaskus, setelah dikelilingi tank-tank dan semua komunikasi diputus setelah protes besar-besaran terhadap pemerintah dalam beberapa pekan terakhir.
Para demonstran pada Ahad ditumpas oleh tentara dalam operasi yang menyebabkan sekitar 100 demonstran kehilangan nyawa mereka. Satu pernyataan Dewan Keamanan PBB setuju setelah berpekan-pekan terjadi perdebatan sengit, bahwa dewan "mengecam pelanggaran hak asasi manusia dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil oleh pemerintah Suriah."
Menurut Observatorium Suriah yang berbasis di London, 1.629 warga sipil dan 374 anggota pasukan keamanan telah tewas sejak aksi protes pro-demokrasi meletus di Suriah pada 15 Maret. Di dalam negeri, kantor berita resmi SANA mengatakan parlemen akan bertemu dalam sidang luar biasa pada Ahad untuk membicarakan "masalah-masalah mengenai bangsa dan warganya." Tetapi SANA tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai hal itu.