REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pers diminta tidak ikut memprovokasi konflik antarkelompok yang kembali terjadi di Ambon. Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq mengatakan pers diuji dalam kasus tersebut. "Konflik antar kelompok yang terjadi di Ambon bisa meluas dan membesar jika semua pihak, termasuk pers tidak hati-hati dalam menyikapi," katanya, Senin (12/9).
Di satu sisi, pers dengan kecepatan informasinya telah membuka pengetahuan masyarakat akan apa yang terjadi dan juga menggerakkan masyarakat akan apa yang harus dilakukan. Pers melalui investigasinya juga bisa membatasi gerak jika ada pihak-pihak yang ingin memancing di air keruh.
Tetapi, politisi PKS ini mengingatkan pers juga harus hati-hati agar tidak melakukan pola pemberitaan yang justru bisa memicu perluasan dan pembesaran konflik. Contohnya mengungkap kembali potret konflik berdarah Ambon pada masa lalu, penayangan berulang-ulang situasi konflik dan kekerasan, pemberitaan yang fokus pada korban-korban kekerasan dan publikasi komentar narsum yg cenderung negatif.
"Pola pemberitaan seperti ini akan menguak kembali trauma masyarakat Ambon dan Maluku terhadap konflik masa lalu yang masih dalam tahap pemulihan," katanya.