Senin 12 Sep 2011 11:06 WIB

Pers Diminta Tak Ikut Provokasi Ambon

Rep: esthi maharani/ Red: Stevy Maradona
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Minggu (11/9). Kericuhan antarwarga di Ambon diwarnai dengan saling lempar batu, memblokir jalan dan merusak/membakar kendaraan. Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi me
Foto: Antara
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Minggu (11/9). Kericuhan antarwarga di Ambon diwarnai dengan saling lempar batu, memblokir jalan dan merusak/membakar kendaraan. Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi me

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pers diminta tidak ikut memprovokasi konflik antarkelompok yang kembali terjadi di Ambon. Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq mengatakan pers diuji dalam kasus tersebut. "Konflik antar kelompok yang terjadi di Ambon bisa meluas dan membesar jika semua pihak, termasuk pers tidak hati-hati dalam menyikapi," katanya, Senin (12/9).

Di satu sisi, pers dengan kecepatan informasinya telah membuka pengetahuan masyarakat akan apa yang terjadi dan juga menggerakkan masyarakat akan apa yang harus dilakukan. Pers melalui investigasinya juga bisa membatasi gerak jika ada pihak-pihak yang ingin memancing di air keruh.

Tetapi, politisi PKS ini mengingatkan pers juga harus hati-hati agar tidak melakukan pola pemberitaan yang justru bisa memicu perluasan dan pembesaran konflik. Contohnya mengungkap kembali potret konflik berdarah Ambon pada masa lalu, penayangan berulang-ulang situasi konflik dan kekerasan, pemberitaan yang fokus pada korban-korban kekerasan dan publikasi komentar narsum yg cenderung negatif.

"Pola pemberitaan seperti ini akan menguak kembali trauma masyarakat Ambon dan Maluku terhadap konflik masa lalu yang masih dalam tahap pemulihan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement