REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menurut Syafi'i Maarif, tawuran yang melibatkan siswa SMA 6 dan wartawan merupakan bagian dari bangsa yang sedang sakit. Buya, sapaan akrab Syafi'i, sangat menyayangkan kejadian tersebut.
"Pendidikan kita sudah semacam ini, saya sayang betul," ujarnya ketika menyambangi Rutan Cipinang, Rabu (21/9).
Menurutnya, wartawan itu adalah salah satu pilar demokrasi. Siswa SMA 6 adalah calon pemimpin masa datang.
Ia pun berkomentar bahwa tawuran adalah tradisi yang buruk. "Itu tradisi busuk, dosa, tradisi dosa!," ujarnya sambil menuju mobilnya. Menurutnya, tradisi tersebut harus dihentikan.
Ketika ditanya siapa yang patut disalahkan atas kejadian tersebut, ia menjawab guru-gurunya harus introspeksi. Begitu pula orang-orang dari lingkungan luar sekolah. "Atau siswanya yang kelebihan energi untuk berkelahi," ujarnya.