Kamis 22 Sep 2011 09:15 WIB

Siswa SMAN 6 Diminta Belajar Biar tidak Ikut Remedial

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Didi Purwadi
Wartawan terdesak (kiri), oleh puluhan pelajar SMA 6, saat terjadi rusuh di depan Gedung SMA 6, Jakarta, Senin (19/9).
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Wartawan terdesak (kiri), oleh puluhan pelajar SMA 6, saat terjadi rusuh di depan Gedung SMA 6, Jakarta, Senin (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID,KEBAYORAN BARU - Pasca insiden pengeroyokan wartawan yang dilakukan Pelajar SMAN 6, sekolah langsung meliburkan siswanya sejak Selasa (20/9). Mereka diminta belajar baik di rumah ataupun di tempat-tempat lain. Kesempatan belajar ini diberikan agar siswa diharapkan tak lagi mengikuti remedial.

"Memang kita kondisikan seperti itu," ujar seorang guru BP SMAN 6, Nani Darmawan, saat dihubungi, Kamis (22/9).

Dia menyatakan siswanya memang sengaja diliburkan ketika siswa-siswa sekolah lain aktif belajar masuk kelas. Hal ini dilakukannya berdasarkan kesepakatan pihak sekolah untuk menenangkan siswanya pasca insiden penyerangan wartawan yang dilakukan pelajar sekolah tersebut.

Nani yakin siswanya mampu belajar sendiri tanpa bimbingan guru selama sepekan. Mereka dianjurkan untuk mengulangi pelajaran-pelajaran untuk persiapan Ujian Akhir Semester (UAS) yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat.

UAS adalah aktifitas rutin sekolah untuk mengevaluasi pemahaman dan daya serap siswa terhadap pelajaran. Namun khusus untuk SMA 6, mereka menghadapi UAS di tengah ramainya proses hukum terhadap okum siswa-siswanya yang terlibat pengeroyokan pekerja pers yang meliput dan melakukan aksi damai di sekolah itu.

Nani yakin siswanya tak memikirkan hal itu. "Mereka itu tugasnya belajar. Biar kita yang besar-besar ini mengurusi hal itu," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement