Kamis 27 Oct 2011 13:15 WIB

Penghargaan Khusus untuk Whistleblower

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Chairul Akhmad
Whistle blower (ilustrasi)
Foto: minimediaguy.org
Whistle blower (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah mengusulkan hukuman minimal untuk koruptor sebanyak lima tahun penjara. Namun, khusus untuk whistleblower (pelaku pelapor) yang ikut membongkar kasus korupsi tetap akan diberikan penghargaan khusus.

"Tentu ada penghargaan bagi whistleblower," kata Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana di kantornya, Kamis (27/10).

Denny mengatakan, di beberapa negara, khusus untuk whistleblower bahkan tidak dikenakan hukuman. Karena, mereka bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk membongkar suatu kasus kejahatan.

"Nah, kita (Indonesia) ada kemungkinan seperti itu juga. Tetap ada penghargaan khusus bagi whistleblower yang membongkar kasus korupsi," ujarnya.

Denny menjelaskan, ada sejumlah kriteria yang membuat seseorang bisa disebut whistleblower. Yaitu, memberikan informasi tentang sebuah kasus yang terbukti akurasi dan kebenarannya serta dikuatkan dengan putusan pengadilan, mau bekerjasama dan mengakui perbuatan pelanggaran hukum yang dilakukannya.

Sang 'peniup peluit' juga harus mengembalikan hasil korupsi atau kejahatannya, tidak melanggar hukum selama dalam masa penyidikan hingga ke persidangan, dan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) memutuskan bahwa orang itu layak ditetapkan sebagai whistleblower.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement