Jumat 04 Nov 2011 19:41 WIB

Nah Lho! Gubernur Kalbar Ancam Nasionalisasi Perusahaan Malaysia Bila Masalah Perbatasan tak Tuntas

Seorang warga memegang patok tapal batas di Dusun Camar Bulan, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Patok semen tipe D nomor A104 itu merupakan hasil kesepakatan Indonesia-Malaysia 1978.
Foto: ANTARA
Seorang warga memegang patok tapal batas di Dusun Camar Bulan, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Patok semen tipe D nomor A104 itu merupakan hasil kesepakatan Indonesia-Malaysia 1978.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK-- Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, siap menasionalisasikan perusahaan Malaysia yang ada di provinsi itu. Ini jika Pemerintah Malaysia tidak mau berunding terkait lima titik perbatasan yang masih diperdebatkan.

"Saya sebagai kepala pemerintah disini haruslah mempertahankan wilayah saya. Jika memang Malaysia tidak mau berunding, maka akan kami nasionalisasikan saja mereka punya investasi yang ada di Kalbar, saya tidak takut," ungkap Cornelis di Pontianak, Jumat.

Menurut dia, permasalahan batas negara antara Indonesia-Malaysia di wilayah Kalbar sudah lama menjadi perdebatan, bahkan ada tudingan hal tersebut sengaja ia besar-besarkan karena akan menghadapi Pilgub pada 2012.

"Ada yang bilang dalam rangka Pilgub, saya itu tidak mikir sampai kesana, saya lagi pusing memikirkan kedaulatan dan wilayah saya yang diambil. Ini menyangkut harkat dan martabat bangsa Indonesia," tegas Cornelis.

Hingga saat ini ada lima batas wilayah Kalbar yang masih belum ada penyelesaiannya dengan pihak Malaysia. "Itu belum jelas karena Malaysia selalu tidak mau jika diagendakan untuk berunding," ungkap Cornelis.

Selain Dusun Camar Bulan, masih ada empat wilayah di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat yang juga terancam dicaplok Malaysia. Empat wilayah tersebut yakni, Sungai Buan, Titik D 400, Gunung Raya dan Sungai Aum.

Nilai investasi perusahaan Malaysia di Kalbar sekitar 700 juta ringgit Malaysia atau hampir dua triliun rupiah dengan sektor utama di perkebunan kelapa sawit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement