Sabtu 26 Nov 2011 08:13 WIB

Presiden Yaman Masih di Riyadh untuk Pemeriksaan Medis

Ali Abdullah Saleh
Ali Abdullah Saleh

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh masih berada di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, untuk pemeriksaan medis dan tidak menetapkan tanggal tertentu bagi keberangkatannya ke New York, Amerika Serikat, atau kembali ke Yaman. Pernyataan yang disiarkan surat kabar harian yang berbasis di Saudi mengutip Menteri Luar Negeri Yaman Abu Bakr al-Qerbi pada Jumat.

"Presiden Saleh masih berada di Riyadh untuk menyelesaikan pemeriksaan medis di rumah sakit militer Saudi," kata al-Qerbi dalam wawancara dengan harian Al-Watan.

"Tidak ada tanggal yang pasti untuk keberangkatan Saleh, karena bergantung pada hasil pemeriksaan medis, yang akan menentukan apakah ia menerima perawatan di kerajaan atau di Amerika Serikat, atau kembali ke Yaman jika ia diyakinkan oleh hasilnya," kata alwatan.com.sa.

Pernyataan al-Qerbi terjadi dua hari setelah Saleh menandatangani kesepakatan yang diperantarai Teluk untuk mengalihkan kekuasaan dan mengakhiri kebuntuan politik selama 10-bulan di negerinya.

Pada Selasa, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan dalam siaran pers bahwa "Saleh akan menuju ke New York untuk pemeriksaan medis setelah ia menandatangani kesepakatan peralihan kekuasaan yang ditengahi GCC."

Sekjen PBB Ban Ki-moon sebelumnya mengatakan, Presiden Ali Abdullah Saleh akan mengusahakan perawatan medis di New York setelah menandatangani perjanjian yang akan secara efektif mengakhiri pemerintahannya selama 33 tahun.

"Dia mengatakan pada saya dengan jelas bahwa ia akan menyerahkan semua kekuasaan," kata Ban pada wartawan di markas besar PBB saat persiapan dibuat bagi Saleh untuk menandatangani perjanjian untuk keluar di ibu kota Arab Saudi.

"Ia mengatakan pada saya bahwa ia akan datang ke New York setelah menandatangani perjanjian itu untuk melakukan perawatan medis," kata Ban, yang memberikan perincian mengenai pembicaraan melalui telepon pada Selasa.

"Jika ia datang ke New York, saya akan senang untuk menemuinya," kata sekjen PBB. Ia menambahkan ia "telah didorong oleh perkembangan positif situasi di Yaman".

Saleh mengatakan kepadanya dalam pembicaraan telepon itu bahwa berdasar perjanjian itu ia tidak akan mundur sebagai presiden, tapi bahwa ia akan pergi ke AS untuk perawatan.

Perjanjian itu telah ditandatangani oleh Presiden Saleh dan wakil oposisi di istana kerajaan Al-Yamamah, Rabu, yang disaksikan oleh Raja Saudi Abdullah.

Berdasarkan rencana GCC, Saleh masih akan menjadi presiden kehormatan selama 90 hari setelah menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Abdurabuh Mansur Hadi untuk mnjalankan pemerintahan sementara dan mengadakan pemilihan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement