REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT-- Pasukan terakhir Amerika Serikat akhirnya angkat kaki meninggalkan Irak. Mereka memasuki Kuwait, Ahad, setelah hampir sembilan tahun duduk di Irak dan menggulingkan Presiden Saddam Hussein.
Iring-iringan terakhir dari sekitar 110 kendaraan yang membawa 500 tentara AS, sebagian besar anggota Brigade III, Divisi Kavaleri 1 keluar dari Irak. Mereka meninggalkan hanya dua ratus tentara di kedubes AS. AS pernah menempatkan 170.000 tentara di 505 pangkalan di Irak. Perang di Irak telah berakhir yang menewaskan puluhan ribu warga Irak, 4.500 tentara AS, lebih banyak lagi yang cedera, dan 1,75juta warga Irak terlantar.
Kelompok terakhir dari kendaran-kendaraan yang membawa tentara AS itu ke luar dari Irak. Mereka berangkat pukul 02:30 waktu setempat, menempuh perjalanan 350km ke selatan menuju perbatasan Kuwait. Lima jam kemudian,mereka memasuki perbatasan Kuwait.
Lebih dari 100.000 warga Irak tewas akibat aksi kekerasan sejak invasi itu,kata lembaga swadaya masyarakat Inggris Iraq Body Count. Baghdad dan Washington menandatangani satu perjanjan tahun 2008 yang menetapkan penarikan pasukan AS akhir tahun ini.
Musim panas tahun lalu. AS mengumumkan penghentian secara resmi operasi tempur sementara mempertahankan kurang dari 50.000 tentara di Irak. Kedubes AS kini akan mempertahankan hanya 157 tentara untuk melatih pasukan Irak dan satu kelompok Marinir untuk menjaga misi diplomatik itu.
Serangan-serangan masih tetap terjadi di Irak tetapi aksi kekerasan menurun sejak mencapai puncaknya. Irak memiliki pasukan keamanan berkekuatan 900 personil,kendatipun mampu memelihara keamanan dalam negeri, tidak cukup kuat untuk mempertahankan perbatasannya,wilayah udara dan perairan.