Sabtu 14 Jan 2012 07:11 WIB

PBB Kutuk Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

ilmuan nuklir Iran tengah mengembangkan reaktor fusi nuklir
ilmuan nuklir Iran tengah mengembangkan reaktor fusi nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mengutuk pembunuhan terhadap seorang ilmuwan nuklir Iran di Teheran. Mostafa Ahmadi-Roshan (32) dibunuh oleh seorang penyerang yang bersepeda motor dan menaruh bom magnet di mobilnya di satu jalan di dekat satu universitas di ibu kota Iran, Teheran, selama jam sibuk pagi hari, Rabu (11/1) lalu.

Iran, yang bertikai dengan pemerintah Barat mengenai program nuklirnya, telah menuduh agen intelijen AS dan Israel berada di belakang pembunuhan tersebut.

"Setiap pembunuhan atau aksi teroris terhadap setiap orang, baik itu ilmuwan maupun warga sipil, harus dikutuk. Itu tak bisa diterima. Hak asasi manusia harus dilindungi," kata Ban sebagaimana dikutip juru bicara PBB Eduardo del Buey. Del Buey mengatakan, Sekretaris Jenderal PBB itu berbicara kepada media yang menyertai dia dalam perjalanan ke Lebanon.

Pernyataan itu dilontarkan Ban, setelah  Duta Besar Iran di PBB Mohammad Khazaee mengirim surat kepada Sekjen dan Dewan Keamanan PBB guna mendesak mereka agar mengutuk pembunuhan paling akhir tersebut, yang digambarkannya sebagai aksi terorisme.

Para diplomat PBB mengatakan, Dewan Keamanan, yang memiliki 15 anggota, tampaknya takkan mengangkat masalah itu dan mengutuk pembunuhan tersebut.

Pembunuhan terhadap Ahmadi-Roshan adalah serangan siang-hari kelima dalam dua tahun terhadap ahli teknis yang terlibat dalam program nuklir Iran --yang diduga negara Barat bertujuan memproduksi senjata atom tapi Teheran menyatakan program itu bertujuan damai. Amerika Serikat telah membantah Washington terlibat dalam pembunuhan itu dan mengutuknya, sedangkan Israel tak bersedia mengeluarkan komentar.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement