Senin 30 Jan 2012 17:29 WIB

Jika Jadi PM Malaysia, Anwar Ibrahim Prioritaskan TKI

Red: Dewi Mardiani
Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan wilayah perbatasan negara jadi hal yang terus dipersoalkan antara Indonesia dan Malaysia. Mantan Deputi Perdana Penteri Malaysia Anwar Ibrahim menjanjikan, jika dirinya terpilih jadi Perdana Menteri (PM) Malaysia, pihaknya akan memprioritaskan penanganan permasalahan TKI dan perbatasan dengan Malaysia.

"Saya akan prioritaskan semuanya dari mulai masalah tenaga kerja Indonesia sampai masalah perbatasan," kata Anwar Ibrahim, usai memberikan orasi ilmiah di Aula Barat Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (30/1). Menurutnya, permasalahan TKI tidak harus diselesaikan dengan hukuman cambuk atau sejenisnya, tapi harus ditangani dengan bijak.

Menurutnya, kalau ada kasus kriminal terkait tenaga kerja, dari mana pun kewarganegaraannya, tak perlu dijadikan mereka sebagai budak. "Ini soal moral, bukan soal politik. Bagi saya ada kasus di mana mereka diberlakukan, seolah-olah orang kaya dilindungi," kata Anwar.

Selain itu, ia juga berjanji, jika dirinya terpilih sebagai PM Malaysia pada Pemilu Malaysia 2012, dia akan menurunkan harga minyak dan gas di Malaysia. "Jika terpilih, dalam satu hari saya akan turunkan harga minyak dan gas di Malaysia." Menurutnya, Malaysia adalah salah satu negara penghasil minyak bumi dan gas terbesar dan setiap tahun pemerintah Malaysia memperoleh keuntungan 90 miliar ringgit.

Ia yakin akan mendapatkan dukungan besar dari rakyat Malaysia dalam Pemilu 2012 di sana. "Kalau dilihat dari dukungan rakyat, setelah dibebaskan 9 Januari lalu. Terjadi dukungan dari rakyat yang besar."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement