REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan menutup kedutaan besarnya di Suriah setelah aksi kekerasan kian meningkat di negara itu.
Duta Besar AS Robert Ford dikenal sering membantu pihak oposisi melawan Assad. Kantornya pernah diserang ratusan pendukung pemerintah Assad dan menyemprotkan kata-kata kotor di dinding.
Ford sendiri dilempari telur dan tomat. Akhirnya, atas kebijakan tersebut Ford dan 17 pejabat AS lainnya meninggalkan Suriah pada Senin (6/2). Mereka tiba di Amman, Yordania beberapa jam kemudian.
Namun seperti diberitakan, hubungan diplomatik tetap terbuka dengan orang-orang Suriah dan Pemerintah Suriah. Sedangkan pelayanan konsuler bagi AS kini akan dialihkan ke Kedutaan Polandia.
Langkah AS diikuti Inggris dengan menarik duta besarnya,Simon Collis ke London."Inggris akan menjadi anggota yang sangat aktif dalam mendirikan sebuah kelompok dengan dukungan internasional yang luas," Ujar Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.
Presiden AS Barack Obama mengatakan jatuhnya pemimpin Suriah itu hanya masalah waktu. "Kami tak kenal lelah dalam mengirimkan pesan bahwa sudah waktunya bagi Assad untuk pergi," kata Obama dalam wawancara dengan NBC.