REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA -- Mantan Diktator Panama, Manuel Noriega, kembali ke penjara setelah sebelumnya mendapat perawatan intensif akibat tekanan darah tinggi, selama lima hari di rumah sakit. Noriega (77 tahun ) dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan di sel tahanannya.
Menurut Menteri Kesehatan Panama, Franklin Vergara, dokter mengkhawatirkan Noriega terkena stroke. Namun, hasil tes menunjukkan Noriega tidak mengalaminya, melainkan tekanan darah tinggi dan kolestrol. "Kondisi mantan Jenderal Noriega saat ini stabil dan tidak membahayakan," ujarnya, seperti diberitakan Reuters dan dipantau Antara, kemarin. Dokter tetap memantau kesehatan mantan diktator ini di tahanannya.
Noriega menghabiskan waktunya selama 20 tahun dalam sel isolasi penjara Miami atas tindak kriminal selama masa pemerintahannya pada 1983-1989. Kejahatannya termasuk membunuh lawan-lawan politik Noriega saat itu. Noriega kemudian diekstradisi ke Prancis, di mana dia dijatuhi hukuman enam tahun penjara, karena terbukti bersalah melakukan pencucian uang.
Semasa berkuasa, Noriega dikenal akan pidatonya yang berapi-api sembari mengayunkan senjata, namun saat kembali ke Panama, Noriega menggunakan kursi roda. Para pengacaranya mengatakan Noriega menderita stroke sepanjang 20 tahun masa penahanannya di luar negeri termasuk menjalani hukuman di Florida atas dakwaan perdagangan narkoba.
Kekuasaan Noriega berakhir ketika presiden AS George HW Bush memerintahkan pasukan AS untuk menyerang Panama pada 20 Desember 1989. Alasannya, invasi itu diperlukan untuk menjaga warga negara AS, mengamankan bendungan yang dibangun AS, pertempuran perdagangan obat, dan membela demokrasi.