REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perguruan tinggi yang berperan sebagai pencetak generasi intelektual harus ikut bertanggungjawab atas perilaku lulusannya setelah keluar dari kampus, kata pengamat sosial politik dari Palembang.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya, Dr Ardiyan Saptawan MSi, di Palembang, Selasa, menyatakan bahwa perilaku elit politik yang korup juga merupakan hasil dari didikan selama di kampus.
"Saya contohkan misalnya pada pemilihan dekan atau rektor, kampus itu harus memberi contoh yang baik kepada mahasiswa bagaimana cara berdemokrasi yang benar," kata dia.
Ardiyan mengaku prihatin, ketika kampus juga melakukan praktik-praktik demokrasi yang mencederai hati nurani. "Jadi jangan salahkan, ketika nanti mahasiswa-mahasiswa itu setelah ada di luar mempraktikkan apa yang dialaminya di dunia politik," ujar dia.
Selain itu, Ardiyan juga memandang sekolah juga sangat memberi peran penting dalam memberikan pendidikan yang bermartabat kepada siswa.
"Bagaimana mau menciptakan generasi yang jujur, jika gurunya saja sudah mengajarkan budaya mencontek," kata dia.
Karena itu dia mengingatkan lembaga pendidikan, khususnya kampus seharusnya tidak hanya mengajarkan aspek pengetahuan atau kognitif semata, tetapi aspek moral dan spiritual juga harus diajarkan kepada mahasiswa.
"Jangan sampai kampus itu hanya menciptakan generasi yang pintar, tetapi tidak bermoral," kata dia lagi.
Ardiyan tampil sebagai salah satu narasumber dalam dialog dan pendidikan politik generasi muda yang dilaksanakan Universitas Muhamadiyah Palembang, bersama beberapa pembicara lainnya